BAB 1 TEORI AKUNTANSI
PENGERTIAN TEORI AKUNTANSI
Akuntansi keuangan
membahas tentang bagimana prosedur, metoda, dan teknik pencatatan transaksi
keuangan dilakukan untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan yang telah
ditetapkan. Standar akuntansi memberi pedoman ( pendefinisian, pengukuran,
penilaian, pengakuan, dan pengungkapan elemen – elemen atau pos – pos laporan
keuangan ) perlakuan akuntansi terhadap suatu kejadian.
Akuntansi yang
dipraktikkan dalam suatu negara sebenarnya tidak terjadi begitu saja secara
ilmiah namun praktik yang dijalankan dirancang dan dikembangkan secara sengaja
untuk mencapai tujuan sosial tertentu. Dan praktik akuntansi dipengaruhi oleh
faktor lingkungan ( sosial, ekonomi, politis ). Karena itu, struktur dan
praktik akuntansi akan berbeda antara negara yang satu dengan yang lainnya (
perbedaan muncul dikarenakan struktur dan praktik tersebut disesuaikan dengan
kondisi negara, tempat dimana akuntansi tersebut dijalankan ).
Dalam bab ini teori
akuntansi akan membahas perlakuan – perlakuan dan model – model alternatif yang
dapat menjadi jawaban atas masalah – masalah yang dihadapi dalam praktik
akuntansi. Praktik yang baik dan maju tidak akan dapat dicapai tanpa suatu landasan teori yang baik. Karena itu praktik
dan profesi harus dikembangkan atas dasar penalaran.
Pengembangan Akuntansi
Akuntansi dipandang
sebagai pelaksanaaan dan penerapan standar untuk menyusun seperangkat laporan
keuangan. Dari sudut profesi atau praktisi, akuntansi berkepentingan dengan
aspek “bagaimana”. Prinsip Akuntansi Berterima Umum / PABU ( generally accepted
accounting principles / GAAP ) merupakan pedoman yang lebih luas dari pada
standar akuntansi karena tidak semua perlakuan akuntansi secara eksplisit
diatur dalam standar akuntansi. PABU berisi standar akunatansi ditambah dengan
sumber – sumber acuan lain yang didukung berlakunya.
Di lain pihak, sebagai
objek pengetahuan di perguruan tinggi. Akademisi memandang akuntansi sebagai
dua bidang kajian yaitu bidang praktik dan teori. Dengan demikian pendidikan akuntansi
di perguruan tinggi harus mampu mengubah praktik akuntansi yang dijalankan
menjadi lebih baik. Namun dalam kenyataannya, proses pengajaran di perguruan
tinggi tidak selalu dapat terlaksana karena berbagai faktor.
Peran Riset Akuntansi
Praktik akuntansi akan
mengalami perkembangan yang pesat dan memuaskan apabila terjadi interaksi
antara tiga aspek yaitu : riset, pengajaran, dan praktik.
Adapun gagasan – gagasan
baru yang muncul untuk pengembangan praktik harus merupakan bahan penelitian dan
pembahasan di tingkat akademik sehingga dihasilkan praktik – praktik alternatif
yang dapat menjadi solusi bila terjadi masalah dalam praktik.
Perekayasaan Pelaporan Keuangan
Perekayasaan merupakan
proses terencana dan sistematis yang melibatkan pemikiran, penalaran, dan
pertimbangan untuk memilih dan menentukan teori, penngetahuan yang tersedia,
konsep, metoda, teknik serta pendekatan untuk menghasilkan suatu produk.
Dalam perekayasaan
pelaporan keuangan, akuntansi memanfaatkan pengetahuan dan sains dari berbagai
disiplin ilmu. Tujuan akuntansi akan menjadi kekuatan pengarah dalam merekayasa
akuntansi karena tujuan tersebut akan digunakan untuk mengevaluasi
kebermanfaatan dan keefektifan produk yang dihasilkan.
Teori Akuntansi Sebagai Sains
Teori akuntansi sering
diartikan sebagai sekumpulan prinsip – prinsip akuntansi yang berlaku dan harus
dianut dalam lingkungan tertentu.
Pengertian teori adalah
seperangkat konsep, definisi, dan
proposisi yang saling berkaitan. Teori berisi pernyataan – pernyataan asumsi
dan hipotesis. Dan tujuan teori sendiri adalah menjelaskan ( menganalisis dan
memberi alasan mengapa fenomena atau fakta seperti yang diamati ) dan
memprediksi ( memberi keyakinan bahwa asumsi atau syarat yaang diteorikan besar
kemungkinan merupakan suatu fenomena atau kejadian tertentu yang akan terjadi
).
Jika pengertian tersebut
diterapkan untuk akuntansi, maka teori akuntansi sering dimaksudkan sebagai
sains yang berdiri sendiri yang menjadi sumber atau induk pengetahuan dan
praktik akuntansi. Oleh karena itu, teori akuntansi berisi keseluruhan analisis
dan komponennya yang menjadi sumber acuan untuk menjelaskan dan memprediksi
gejala – gejala atau peristiwa dalam akuntansi.
Karena teori akuntansi
disetarakan dengan sains, maka apa yang dibahas oleh teori ini harus memenuhi
kriteria sains yaitu bebas nilai, koheren, universal, dan dapat diuji secara
empiris.
Teori
Akuntansi Sebagai Penalaran Logis
Teori akuntansi disebut
sebagai penalaran logis karena dapat memberikan penjelasan dan alasan tentang
perlakuan akuntansi tertentu ( baik menurut akuntansi atau menurut traadisi )
dan tentang struktur akuntansi yang berlaku dalam suatu wilayah tertentu.
Aspek Sasaran Teori
Aspek sasaran teori
akuntansi ini adalah pembedan teori akuntansi menjadi teori akuntansi positif (
berisi pernyataan tentang suatu kejadian, tindakan, atau perbuatan seperi apa adanya sesuai dengan fakta atas
dasar empiris ) dan normatif ( berisi pernyataan dan penalaran untuk menilai
apakah sesuatu itu baik atau buruk atau relevan atau tidak relevan dalam
hubungannya dengan kebijakan ekonomik atau sosial tertentu.
Penjelasan positif
diarahkan untuk memberi jawaban apakah sesuatu pernyataan itu benar atau
salah atas dasar ilmiah. Penjelasan
normatif diarahkan untuk mendukung atau menghasilkan kebijakan politik sehingga
bersifat pembuatan kebijakan.
Aspek Tataran Semiotika
Semiotika merupakan
bidang kajian yang membahas teori umum tentang tanda – tanda dan simbol –
simbol dalam bidang lingustika ( bidang kajian ilmu bahasa yang membahas
fonetik, gramatika, morfologi,, dan makna kata atau ungkapan). Tanda atau
simbol bhasa dan tata bahasa membentuk ungkapan bahasa yang menjadi media
komunikasi.
Teori Akuntansi Semantik
Teori akuntansi semantik
ini menekankan pembahasan pada masalah penyimbolan dunia nyata atau realitas ke
dalam tanda – tanda bahasa akuntansi ( elemen statemen keuangan ) sehingga
orang dapat membayangkan kegiatan. Oleh karena itu, teori ini banyak membahas
pemdefinisian makna elemen, pengidentifikasian atribut atau karakteristik elemen
sebagai bahan pendefinisian, dan penentuan jumlah rupiah elemen sebagai salah
satu atribut.
Teori Akuntansi Sintatik
Teori akuntansi sintatik
merupakan teori yang berorientasi untuk membahas masalah – masalah tentang
bagaimana kegiatan – kegiatan perusahaan yang telah disimbolkan secara semantik
dalam elemen – elemen keuangan dapat diwujudkan dalam bentuk statemen keuangan.
Simbol – simbol tersebut ( misalnya aset, kewajiban, dan lainnya ).
Teori sintatik meliputi
hubungan antara unsur – unsur yang membentuk struktur pelaporan keuangan atau
struktur akuntansi dalam suatu negara yaitu manajemen, entitas pelaporan,
pemakai informasi, sistem akuntansi, dan pedoman penyusunan pelaporan.
Teori Akuntansi Pragmatik
Teori ini memusatkan
perhatiannya pada pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku pemakai
laporan. Dengan kata lain, teori ini membahas reaksi pihak yang dituju oleh
informasi akuntansi.
Teori pragmatik juga
membahas berbagai hal dan masalah yang berkaitan dengan pengujian kebermanfatan
informasi baik dalam konteks pelaporan keuangan eksternal maupun manajerial.
Teori pragmatik banyak berisi pengujian – pengujian teori tentang hubungan
antara variabel akuntansi dengan variabel perubahan atau perbedaan perilaku
pemakai.
Penalaran
Deduktif
Penalaran deduktif
merupakan proses penyimpulan yang berawal dari suatu pernyataan umum yang
disepakati ( diebut premis ) ke pernyataan khusus sebagai kesimpulan. Penalaran
deduktif dalam akuntansi digunakan untuk memberi penjelasan dukungan terhadap
kelayakan suatu pernyataan akuntansi.
Penalaran
Induktif
Penalaran induktif
merupakan proses yang berawal dari suatu pernyataan atau keadaan yang khusus
dan berakhir dengan pernyataan umum yang merupakan generalisasi dari keadaan
khusus tersebut. Penalaran induktif dalam akuntansi pada umumnya digunakan
untuk menghasilkan pernyataan umum yang menjadi penjelasan terhadap gejala
akuntansi tersebut.
Pada praktiknya
penalaran induktif dalam akuntansi tdak dapat dilaksanakan terpisah dengan
penalaran deduktif, karena kedua penalaran tersebut saling berkaitan.
BAB 2 TEORI AKUNTANSI
PENALARAN ( REASONING )
Penalaran marupakan
proses berpikir logis dan sistematis untuk membentuk dan mengevaluasi suatu
keyakinan (belief) terhadap suatu
pernyataan atau asersi (assertion).
Penalaran melibatkan
proses penurunan konsekuensi logis dan proses penarikan simpulan / konklusi
dari serangkaian pernyataan atau asersi.
Unsur
dan Strukur Penalaran
Struktur dan proses
penalaran didasari atas tiga konsep penting, yaitu :
- Asersi, suatu pernyataan ( biasanya positif ) yang menegaskan bahwa sesuatu ( misalnya teori ) adalah benar. Asersi mempunyai fungsi ganda dalam penalaran yaitu sebagai elemen pembentuk argumen dan sebagai keyakinan yang dihasilkan oleh penalaran ( berupa kesimpulan ).
- Keyakinan, merupakan tingkat kebersediaan untuk menerima suatu pernyataan atau teori ( penjelasan ) mengenai suatu fenomena atau gejala ( alam atau sosial ) adalah benar.
- Argumen, merupakan serangkaian asersi beserta keterkaitan ( artikulasi ) daan inferensi atau penyimpulan yang digunakan untuk mendukung suatu keyakinan. Dalam hal ini argumen merupakan unsur yang paling penting karena digunakan untuk membentuk, memelihara, atau mengubah suatu keyakinan.
Jenis
Asersi
Asersi dapat
diklasifikasi menjadi :
- Asumsi, merupakan asersi yang diyakini benar meskipun orang tidak dapat mengajukan atau menunjukkan bukti tentang kebenarannya secara meyakinkan.
- Hipotesis, merupakan asersi yang kebenarannya belum atau tidak diketahui tetapi diyakini bahwa asersi tersebut dapat diuji kebenarannya. Agar disebut sebagai suatu hipotesis maka suatu asersi juga harus mengandung kemungkinan salah, karena jika asersi adalah benar maka asersi akan menjadi pernyataan fakta.
- Pernyataan fakta, merupaakan asersi yang bukti tentang kebenarannya diyakini sangat kuat atau bahkan tidak dibantah.
Jenis
Argumen
Argumen dapat
diklasifikasi sebagai berikut :
1.
Argumen Deduktif, atau argumen logis merupakan argumen yang asersi
konklusinya tersirat atau dapat diturunkan dari asersi – asersi lain yang
diajukan.
2.
Argumen Induktif, argumen ini lebih bersifat sebagai argumen ada benarnya.
Akan tetapi dalam argumen ini konklusi tidak selalu benar walaupun kedua premis
benar.
Bukti adalah sesuatu yang memberi dasar
rasional dalam pertimbangan (judgement)
untuk menetapkan kebenaran suatu pernyataan (to establish the truth). Dalam
hal teori akuntansi, pertimbangan diperlukan untuk menetapkan relevansi atau
keefektifan suatu perlakuan akuntansi untuk mencapai tujuan akuntansi.
Keyakinan yang diperoleh
seseorang karena kekuatan atau kelemahan argument adalah terpisah dengan
masalah apakah pernyataan yang diyakini itu benar (true) atau salah (false).
Dapat saja seseorang memegang kuat keyakinan terhadap sesuatu yang salah atau
sebaliknya, menolak suatu pernyataan yang benar (valid).
Properitas
Keyakinan
Pemahaman terhadap beberapa
prosperitas (sifat) keyakinan sangat penting dalam mencapai keberhasilan
berargument. Berikut ini prosperitas keyakinan yang perlu disadari dalam
berargumen : keadabenaran, bukan pendapat, bertingkat, berbias, bermuatan
nilai, berkekuatan, veridikal ( tingkat kesesuaian keyakinan dengan realitas ),
dan berketempaan ( kelentukan keyakinan berkaitan dengan mudah tidaknya
keyakinan tersebut diubah dengan adanya informasi yang relevan ).
Kecohan
(Fallacy )
Kecohan merupakan
kesalahan dalam menerima suatu asersi yang ada kenyataannya asersi tersebut
membujuk dan dianut banyak orang padahal seharusnya tidak.
Salah
Nalar
Kesalahan nalar dapat
terjadi jika penyimpulan tidak di dasarkan pada kaidah – kaidah penalaran yang
valid. Walaupun salah nalar dapat dipakai sebagai suatu strategem ( pendekatan
atau cara – cara untuk mempengaruhi keyakinan orang dengan cara selain
mengajukan argumen yang valid atau masuk akal ), tidak selayaknya jika kaidah
penalaran yang sangat baik ditolak semata – mata karena argumen sering di salah
gunakan.
Aspek
Manusia Dalam Penalaran
Dalam hal penalaran
manusia tidak selalu rasional dan bersedia beragumen, sementara itu tidak semua
asersi dapat ditentukan kebenarannya secara objektif dan tuntas.
Rasionalitas menuntut
penjelasan yang sesuai dengan fakta. Namun, pada kenyataannya keinginan yang
kuat untuk memperoleh penjelasan sering menjadikan orang puas dengan penjelasan
sederhana yang pertama kali ditawarkan, sehingga dia tidak lagi berupaya untuk
mengevaluasi secara seksama kelayakan penjelasan dan membandingkannya dengan
penjelasan alternatif.
Bila keputusan terlanjur
diambil padahal keputusan tersebut mengandung kesalahan, maka orang cenderung
melakukan rasionalisasi bukan lagi argumen untuk mendukung keputusan.
Dikarenakan tradisi atau kepentingan, orang sering bersikap persisten terhadap
keyakinan yang terbukti salah.
BAB 3 TEORI AKUNTANSI
PEREKAYASAAN PELAPORAN KEUANGAN
Pelaporan keuangan
nasional harus direkayasa secara saksama untuk pengendalian alokasi sumber daya
secara automatis melalui mekanisme sistem ekonomik yang berlaku. Dalam
pelaporan keuangan, pengendalian secara automatis dicapai dengan ditetapkannya
suatu pedoman pelaporan keuangan yaitu PABU / GAAP, termasuk didalamnya standar
akuntansi.
Proses
Perekayasaan
Perekayasaan akuntansi
adalah proses pemikiran logis dan objektif untuk membangun suatu struktur dan
mekanisma pelaporan keuangan dalam suatu negara untuk menunjang tercapainya tujuan
negara.
Alur cerita proses
perekayasan pelaporan keuangan sebagai berikut :
- Tujuan negara dijabarkan dalam tujuan pelaporan keuangan, diharapkan pencapaian tujuan akuntansi dapat membantu tercapainya tujuan negara.
- Adapun pertanyaan – pertanyaan perekayasaan melibatkan pertimbangan dan pemilihan berbagai gagasan tentang idoelogi, filosofi, paradigma, dan konsep dasar untuk menjamin agar tujuan pelaporan tercapai. Gagasan yang dipilih tentunya adalah gagasan yang cocok dengan lingkungan diterapkannya akuntansi agar hasil perekayasaan menjadi efektif sebagai alat.
- Konsep yang dijalannkan harus sesuai dengan standar akuntansi dan acuan lainnya sehingga membentuk prinsip akuntansi berterima umum ( PABU ).
- Hasil dari perekayasaan pelaporan keuangan diberitakan melalui media informasi, agar dapat dimengerti oleh para pemakai informasi laporan keuangan tersebut.
Pada dasarnya proses
perekayasaan ini adalah proses untuk menjawab pertanyaan mendasar yaitu
bagimana suatu kegiatan operasi perusahaan disimbolkan dalam bentuk statemen
keuangan sehingga orang yang dituju dapat membayangkan operasi perusahaan
secara finansial tanpa harus menyaksikan secara fisis operasi perusahaan.
Hendrikson
menguraikan aspek – aspek yang harus dipertimbangkan dalam proses perekayasaan
untuk menghasilkan rerangka teoritis akuntansi, yaitu :
- Pernyataan postulat yang menggambarkan karakteristik unit – unit usaha ( entitas pelapor ) dan lingkungannya.
- Pernyataan tentang tujuan pelaporan keuangan yang diturunkan dari pernyataan postulat.
- Evaluasi tentang kebutuhan informasi oleh pihak yang dituju ( pemakai ) dan kemampuan untuk memahami, menginterpretasi, dan menganalisis informasi yang disajikan.
- Penentuan atau pemilihan tentang apa yang harus dilaporkan
- Evaluasi tentang pengukuran dan proses penyajian untuk mengkomunikasi informasi tentang perusahaan dan lingkungannya.
- Penentuan dan evaluasi terhadap kendala – kendala pengukuran dan deskripsi unit usaha beserta lingkungannya.
- Pengembangan dan penyusunan pernyataaan umum yang dituangkan dalam bentuk suatu dokumen resmi yang menjadi pedoman umum dalam menyusun standar akuntansi.
- Perancang bangunan struktur dan format sistem informasi akuntansi untuk menciptakan, menangkap, mengolah, meringkas, dan menyajikan informasi sesuai dengan standar atau pinsip akuntansi berterima umum.
Siapa merekayasa
Badan legislatif pemerintah (dalam hal ini DPR dan MPR)
mempunyai peranan penting dalam proses perekayasaan mengingat rerangka
konseptual mempunyai fungsi semacam undang-undang dasar (konstitusi). Badan
legislatif membentuk komite atau tim khusus yang anggotanya berwawasan dan
berpengetahuan akuntansi yang luas dan memadai.
Sebagai alternatif, penyediaan informasi
diserahkan kepada profesi dan pelaku bisnis (disebut dengan pengaturan sendiri-self
regulation). Mengasumsikan bahwa profesi dan pelaku bisnis adalah pihak yang
paling tahu akan kebutuhan pemakai informasi keuangan.
Aspek
Semantik Dalam Perekayasaan
Proses semantik ini
tidak lain adalah memilih dan menyimbolkan objek – objek fisis kegiatan
perusahaan yang relevan menjadi objek – objek statemen keuangan.
Konsep informasi akuntansi
Nilai informasi adalah
kemampuan informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan keyakinan pemakai dalam
pengambilan keputusan. Simbol-simbol ( elemen-elemen ) yang termuat dalam
seperangkat statemen keuangan sebenarnya tidak mempunyai makna kalau tiap
elemen di interpretasi sebagai objek yang berdiri sendiri. Artinya, statemen
keuangan berisii rangkaian elemen-elemen baru dapat ditangkap maknanya kalau
bentuk, isi dan susunannya diartikan secara kontekstual dengan pedoman yang
disepakati. Informasi semantik ini harus ditangkap secara kontekstual melalui
tiga komponen sebagai satu kesatuan, yaitu elemen (objects), ukuran dalam unit
moneter ( size ), dan hubungan ( relationship ) antar elemen.
Proses
Saksama
Untuk
mencapai kualitas yang tinggi dan andal, proses perekayasaan harus dilakukan
melalui tahap - tahap prosedur yang saksama dan teliti. Berikut ini adalah
proses saksama ( due process ) yang dilaksanakan FASB dalam menyusun pernyataan
resmi :
a.
Mengevaluasi masalah
b.
Mengadakan riset dan analisis
c.
Menyusun dan mendistribusi
Memorandum Diskusi ( Discussion Memorandum )
d.
Mengadakan dengar pendapat umum (
public hearing )
e.
Menganalisis dan mempertimbangkan
tanggapan public atas Memorandum Diskusi
f.
Menerbitkan draf awal standard ( Exposure
Draft ) yang diusulkan
g.
Menganalisis dan mempertimbangkan
tanggapan tentang ED
h.
Memutuskan menerbitkan statemen
atau tidak
i.
Menerbitkan statemen yang
bersangkutan.
Rerangka konseptual
Dalam perekayasaan akuntansi, jawaban atas
pertanyaan perekayasaan akan menjadi konsep-konsep terpilih yang dituangkan
dalam dokumen resmi yang disebut rerangka konseptual.
Tanpa adanya rerangka konseptual sebagai
“konstitusi” akan sangat sulit bagi penyusun standar untuk mengevaluasi argumen
bahwa perlakuan akuntansi tertentu lebih baik dalam menggambarkan realitas
ekonomi atau untuk menilai bahwa perlakuan akuntansi tertentu lebih efektif dari
pada perlakuan yang lain dalam rangka mencapai tujuan sosial atau ekonomik.
Kam (1990) menguraikan manfaat rerangka konseptual sebagai
berikut:
1.
memberi pengarahan atau pedoman
kepada badan yang bertanggung-jawab dalam penyusnan atau penetapan standar
akuntansi.
2.
menjadi acuan dalam memecahkan
masalah-masalah akuntansi yang di jumpai dalam praktek yang perlakuannya belum
diatur dalam standar atau pedoman spesifik.
3.
menentukan batas-batas
pertimbangan ( bounds of judgment ) dalam penyusunan statemen keuangan.
4.
meningkatkan
pemahaman pemakai statemen keuangan dan meningkatkan keyakinan terhadap
statemen keuangan.
5.
meningkatkan
keterbandingan statemen keuangan antar perusahaan.
Fundasi (berupa konsep-konsep) dan penalaran-penalaran
yang melekat pada rerangka konseptual itulah yang sebenarnya membentuk teori
akuntansi sebagai penalaran logis yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
standar dan praktek yang berjalan dan mengembangkan (memperbaiki) standar dan
praktek di masa datang.
Model
Rerangka konseptual yang dikembangkan oleh
FSAB, memuat empat komponen konsep penting yaitu :
- Tujuan pelaporan keuangan
- Kriteria kualitas informasi
- Elemen – elemen statemen keuangan
- Pengukuran dan pengakuan
Tiga
Pengertian Penting
Sebenarnya terdapat tiga
istilah penting atau konsep penting yang sangat berbeda maknanya, yaitu :
1.
Prinsip akuntansi adalah segala
ideologi, gagasan, asumsi, konsep, postulat, kaidah, prosedur, metoda dan
teknik akuntansi yang tersedia baik secara teoritis maupun praktis yang
berfungsi sebagai pengetahuan.
- Standar akuntansi adalah konsep, prinsip, metode, teknik, dan lainnya yang sengaja dipilih atas dasar rerangka konseptual oleh badan penyusun standar (atau yang berwenang) untuk diberlakukan dalam suatu lingkungan / negara dan dituangkan dalam bentuk dokumen resmi guna mencapai tujuan pelaporan keuangan negara tersebut.
- PABU adalah suatu rerangka pedoman yang terdiri atas standar akuntansi dan sumber-sumber lain yang didukung berlakunya secara resmi (yuridis), teoritis, dan praktis.
Sebagai rerangka pedoman,
PABU menetapkan pedoman untuk memperlakukan suatu objek yang harus dilaporkan
menyangkut hal berikut ini :
- Definisi, dalam hal ini PABU memberi batasan atau definisi berbagai elemen, pos, atau objek statemen keuangan atau istilah yang digunakan dalam pelaporan keuangan agar tidak terjadi kesalahan klasifikasi oleh penyusun dan kesalahan interpretasi oleh pemakai.
- Pengukuran / Penilaian, adalah penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada suatu objek yang terlihat dalam suatu transaksi keuangan.
- Pengakuan, merupakan pencatatan suatu jumlah rupiah ( kos ) ke dalam sistem akuntansi sehingga jumlah tersebut akan mempengaruhi suatu pos dan terefleksi dalam laporan keuangan.
- Penyajian dan Pengungkapan, dalam hal ini penyajian menetapkan tentang cara – cara melaporkan elemen atau pos dalam seperangkat statemen keuangan agar elemen atau pos tersebut cukup informatif. Sedangkan pengungkapan berkaitan dengan cara penjelasan hal – hal informatif yang dianggap penting dan bermanfaat bagi pemakai selain apa yang dapat dinyatakan melalui statemen keuangan utama.
Autoritas rerangka konseptual
Secara
teoritis, rerangka konseptual seharusnya merupakan fondasi rerangka pedoman
PABU. Walaupun demikian, karena rerangka konseptual disusun setelah banyak
standar akuntansi diterbitkan, beberapa versi PABU menemppatkan rerangka
konseptual pada tingkat yang kurang autoratif. Tujuannya adalah agar akuntan
publik tidak mengganti standar yang tidak sesuai dengan rerangka konseptual.
Struktur Akuntansi
Bila proses perekayasaan telah selesai serta di
aplikasi, rerangka pedoman PABU telah ditentukan, dan secara operasional
pelaporan keuangan telah berlangsung, maka pengertian akuntansi dan teori akuntansi
secara luas dapat dilukiskan dalam suatu diagram yang disebut dengan struktur akuntansi
STRUKTUR
AKUNTANSI DALAM BENTUK DIAGRAM
Tujuan
Pelaporan Keuangan
Diturunkandari
tujuan sosial dan ekonomik
|
Rerangka Konseptual Pelaporan Keuanangan
|
Prinsip Akuntansi Berterima Umum terutama Standar
Akuntansi
|
Mengaudit apakah
laporan keuangan menyajikan secara wajar sesuai dengan
|
Menyusun &
menyajikan sesuai dengan
|
Menganalisis &
menginterpretasikan sesuai dengan
|
Manajemen
|
System Informasi Keuangan
|
Auditor Independen
|
Laporan Auditor
|
Statemen Keuangan
|
StaPBU
|
Investor
Kreditor
Pemerintah
Pelanggan
Masyarakat
Umum
|
Kesamaan interpretasi
terhadapa pesan informasi
|
Tujuan Pelaporan Keuangan tercapai
|
Faktor –Faktor
Lingkungan
(Sosial, budaya,
ekonomik, dan politik)
|
Perekayasaan
Praktik
BAB 4 TEORI AKUNTANSI
RERANGKA KONSEPTUAL –
SUATU MODEL
Salah satu model adalah rerangka konseptual
yang dikembangkan oleh FSAB yang diwujudkan dalam seperangkat pernyataan resmi
yang disebut Statement of Financial Accounting Concepts.
Rerangka
FASB memuat empat komponen konsep utama yaitu :
- Tujuan pelaporan keuangan (bisnis dan nonbisnis)
- Karakteristik kualitatif informasi
- Elemen statemen keuangan
- Pengukuran dan pengakuan (termasuk penggunaan nilai sekarang)
Tujuan Pelaporan Keuangan
Tujuan adalah ke arah mana segala upaya,
tindakan, dan pertimbangan dicurahkan. Tujuan
pelaporan menentukan konsep – konsep dan prinsip – prinsip yang relevan yang akhirnya
menentukan bentuk, isi, jenis, dan susunan statemen keuangan.
Tujuan Fungsional
Tujuan fungsional
merupakan suatu tujuan masyarakat atau organisasi secara keseluruhan tanpa
memperhatikan tujuan / motivasi masing – masing individual di dalamnya.
Tujuan Bersama
Tujuan bersama adalah satu atau beberapa
tujuan individual yang sama dengan tujuan individual lainnya. Tujuan fungsional
disusun tanpa memperhatikan tujuan – tujuan individual, sedangkan tujuan
bersama ditentukan dengan mengidentifikasi dahulu tujuan – tujuan individual selanjutnya
memilih tujuan – tujuan individual
( seluruh anggota masyarakat ) yang sama untuk dijadikan tujuan kegiatan
sosial.
Tujuan Kelompok Dominan
Dalam tujuan ini keputusan yang akan diambil
adalah tujuan dari kelompok yang dominan. Kelompok yang dominan adalah kelompok
yang memiliki pengaruh sangat kuat dalam pengambilan keputusan atau tindakan
dari semua anggota masyarakat. Sedangkan bagi kelompok yang non – dominan
tujuannya tidak menjadi relevan atau dianggap terlalu lemah untuk mempengaruhi
kegiatan sosial.
Konteks Lingkungan Tujuan
Pelaporan
FSAB menyatakan bahwa tujuan pelaporan tidak
dapat ditentukan secara langsung dari lingkungan penerapan laporan keuangan. Maksudnya tujuan pelaporan harus dikaitkan dengan tujuan
sosial dan ekonomik Negara masing – masing tempat dimana laporan keuangan
tersebut dijalankan. Oleh karena itu tujuan pelaporan harus dikembangkan atas
dasar sifat kegiatan dan keputusan ekonomik para pemakai yang terlibat di
dalamnya.
Tujuan
Utama Pelaporan Keuangan dalam rerangka Konseptual FSAB :
- Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat bagi para investor dan kreditor dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam membuat keputusan - keputusan investasi, kredit, dan semacamnya yang rasional.
- Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu para investor dan kreditor dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam menilai (assessing) jumlah, saat terjadi, dan ketidakpastian penerimaan kas mendatang (prospective cash receipts) dari deviden atau bunga dan pemerolehan kas (proceds) mendatang dari penjualan, penebusan, atau jatuh temponya sekuritas atau pinjaman.
- Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang sumber daya ekonomik suatu badan usaha, klaim terhadap sumber-sumber tersebut (kewajiban badan usaha untuk mentransfer sumber daya ekonomik ke entitas lain dan ekuitas pemilik) dan akibat-akibat dari transaksi, kejadian, dan keadaan yang mengubah sumber daya badan usaha dan klaim terhadap sumber daya tersebut.
Karakteristik
dan keterbatasan informasi
Karakteristik dan keterbatasan informasi, yaitu:
1.
lebih
berkaitan dengan badan usaha atau perusahaan daripada dengan industri atau
ekonomi secara keseluruhan
2.
leebih
merupakan informasi kuantitatif yang bersifat pendekatan daripada penghitungan
yang sifatnya lebih pasti
3.
sebagian besar merefleksi
pengaruh kejadian transaksi yang telah terjadi
( histories )
4.
hanya merupakan salah satu sumber
informasi yang dibutuhkan oleh mereka yang mengambil keputusan tentang badan
usaha
5.
penyediaan dan penggunaannya
memerlukan atau melibatkan kos sehingga pertimbangan kos – manfaat dapat
membatasi apa yang harus dilaporkan
Tujuan Pelaporan Entitas
Non – bisnis
Tujuan utama ( Primary Objectives ):
- Pelaporan keuangan organisasi non - bisnis harus menyediakan informasi yang bermanfaat bagi para penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam membuat keputusan - keputusan rasional tentang alokasi dana ke organisasi tersebut.
Tujuan-tujuan spesifik ( Spesific Objctives ) :
- Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu para penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam menilai ( assessing ) jasa – jasa yang disediakan organisasi dan kemampuannya untuk terus menyediakan jasa – jasa tersebut.
- Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat bagi para penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam menilai ( assessing ) bagaimana para manajer organisasi non – bisnis telah melaksanakan tanggung jawab kepengurusannya dan aspek – aspek lain kinerjanya.
- Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat tentang sumber daya, kewajiban, dan akibat-akibat dari transaksi, kejadian, dan keadaan yang mengubah sumber daya dan hak atas sumber daya tersebut.
- Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang kinerja organisasi selama satu periode. Pengukuran periodik perubahan –perubahan jumlah dan sifat asset bersih organisasi non – bisnis dan informasi tentang upaya – upaya dan hasil jasa ( service efforts and accomplishments ) organisasi secara bersama menunjukkan informasi yang paling bermanfaat dalam menilai kinerja organisasi.
- Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang bagaimana organisasi mendapatkan dan membelanjakan kas atau sumber likuid lain, tentang pinjaman dan pelunasannya, dan tentang faktor lain yang dapat mempengaruhi likuiditas organisasi.
- Pelaporan keuangan harus mencakupi penjelasan – penjelasan dan interpretasi – interpretasi untuk membantu para pemakai memahami informasi keuangan yang disediakan.
Ciri
– ciri tujuan pelaporan organisasi non – bisnis :
- Penerimaan sumber ekonomik yang cukup besar dari penyedia jasa yang tidak mengharapkan untuk menerima imbalan atau manfaat yang proposionl dengan sumber ekonomik yang diserahkan.
- Tujuan operasi selain menyediakan / menjual barang dan jasa untuk mendatangkan laba atau setara laba.
- Tidak terdapatnya hak kepemilikan dengan proporsi tertentu / pasti yang dapat di jual, dipindahtangankan, atau ditarik, atau yang mengandung hak yuridis atas bagian dari sisa kekayaan dalam hal organisasi dilikuidasi / dibubarkan.
Karakteristik Kualitatif
Informasi
FASB merumuskan kualitas
spesifik dalam dua kategori yaitu primer (primary)
beserta unsur-unsurnya (ingredients),
dan sekunder (secondary/interactive).
v Kualitas
primer terdiri atas:
1.
Kerelavanan atau keterpautan atau
relevansi (relevance) dan
keterandalan atau reliabilitas (reliability).
- Nilai
prediktif
- Nilai
balikan
- Ketepat
waktuan
2.
Keterandalan atau reliabilitas
atau keberpautan atau relevansi (relevance)
- Keterujian
atau variabilititas (variability)
- Ketepatan
penyimbolan (representational
faithfulness)
v Kualitas
sekunder terdiri atas :
1.
Keterbandingan (comparability)
2.
Konsistensi (consistency)
3. Kenetralan atau netralitas (neutrality)
Elemen – elemen statemen
keuangan
Berikut adalah elemen –
elemen secara eksplisit yang diidentifikasi
FASB, antara lain :
1.
Aset
2.
Kewajiban
3.
Ekuitas atau asset bersih
4.
Investasi oleh pemilik
5.
Distribusi ke pemilik
6.
Laba komprehensif
7.
Pendpatan
8.
Biaya
9.
Untung
10. Rugi
Perubahan Posisi Keuangan
Aset, kewajiban, dan ekuitas sebagai elemen
posisi keuangan dapat berubah akibat tiga hal yaitu :
- kejadian, adalah terjadinya suatu perkara atau urusan yang mempunyai konsekuensi terhadap suatu entitas.
- keadaan, adalah suasana atau seperangkat kondisi yang berkembang dari suatu kejadian atau serangkaian kejadian yang berkulminasi pada situasi tak terduga atau sulit diduga.
- transaksi, adalah salah satu bentuk kejadian eksternal yang melibatkan transfer sesuatu yang bernilai ( manfaat ekonomi masa datang ) antara dua entitas atau lebih.
Pengaruh ketiga hal di
atas dapat terjadi pada setiap elemen asset, kewajiban, atau ekuitas saja atau
pada dua atau tiga elemen sekaligus.
Pengukuran Dan Pengakuan
Pelaporan dan Statemen
Keuangan
FSAB menyatakan bahwa statemen keuangan
adalah media utama atau ciri sentral
pelaporan keuangan. Pengukuran dan pengakuan menentukan lingkup
pelaporan keuangan yang wajib disajikan melalui seperangkat penuh statemen
keuangan.
Seperangkat Statemen
Keuangan
Tujuan pelaporan,
krakteristik kualitatif, dan elemen – elemen keuangan akan menentukan jenis
statemen apa saja yang membentuk penuh statemen keuangan.
FSAB menyatakan bahwa seperangkat statemen keuangan untuk
suatu periode harus menunjukkan informasi sebagai berikut :
- Posisi keuangan pada akhir periode tersebut
- Laba untuk periode tersebut
- Laba komprehensif untuk periode tersebut
- Aliran kas selama periode tersebut
- Investasi oleh dan distribusi ke pemilik selama periode tersebut
Pengukuran
Pengukuran adalah penentuan besarnya unit
pengukur ( jumlah rupiah ) yang akan diletakkan pada suatu objek ( elemen atau
pos ) yang terlibat dalam suatu transaksi, kejadian, atau keadaan untuk
merepresentasi makna atau atribute objek tersebut. Pengertian pengukuran diatas
bersifat umum atau luas tidak dibatasi untuk pengukuran pada saat suatu objek
terjadi (diperoleh) atau pada saat suatu objek.
Pengakuan
Secara konseptual, pengakuan adalah penyajian
suatu informasi melalui statemen keuangan sebagai ciri sentral pelaporan keuangan.
Secara teknis, pengakuan merupakan pencatatan secara resmi (
penjurnalan ) suatu kuantitas ( jumlah rupiah ) hasil pengukuran ke dalam
system akuntansi sehingga jumlah rupiah
tersebut akan mempengaruhi suatu pos terefleksi ke dalam statemen keuangan.
Rerangka konseptual harus menetapkan kriteria
pengakuan umum untuk dijadikan dasar bagi penyusun standar untuk menentukan
teknik atau prosedur pengakuan dalam bentuk standar akuntansi.
FASB menetapkan empat kriteria pengakuan
fundamental (konseptual) sebagai berikut :
1.
Definisi (definitions )-- Suatu pos harus memenuhi definisi elemen statemen
keuangan.
2.
Keterukuran (measureability) -- Suatu pos harus mempunyai atribut yang berpaut
dengan keputusan dan dapat diukur dengan tingkat keterandalan yang cukup.
3.
Keberpautan (relevance) -- Informasi yang dikandung suatu pos mempunyai daya
untuk membuat perbedaan dalam keputusan pemakai.
4.
Keterandalan (reliability) -- Informasi yang dikandung suatu pos secara tepat
menyimbolkan fenomena, teruji (terverifikasi), dan netral.
BAB
5 TEORI AKUNTANSI
KONSEP DASAR
Konsep dasar pada umumnya,
merupakan abstraksi atau konseptualisasi karakterisitik lingkungan tempat atau
wilayah diterapkannya pelaporan keuangan.
Ikatan
Akuntansi Indonesia ( IAI )
Ada dua konsep dasar yang
disebut secara spesifik dalam rerangka konseptual IASC, antara lain :
1.
Basic akrual ( accrual basis )
2.
Usaha berlanjut ( going concern )
Paul
Grady
Grady mendeskripsi konsep
dasar sebagai konsep yang mendasari kualitas kebermanfaatan dan keterandalan
informasi akuntansi atau sebagai keterbatasan yang melekat pada statemen
keuangan. Kesepuluh konsep tersebut antara lain :
1.
Struktur masyarakat dan pemerintah
yang mengakui hak milik pribdi
2.
Entitas bisnis spesifik
3.
Usaha berlanjut
4.
Penyimbolan secara moneter dalam
seperangkat akun
5.
Konsistensi
antara periode untuk entitas yang sama
6.
Keanekaragaman
perlakuan akuntansi di antara entitas independent
7.
Konservatisma
8.
Keterandalan data melalui
pengendalian internal
9.
Materialitas
10.
Ketepatwaktuan
dalam pelaporan keuangan memerlukan taksiran
Accounting Principles
Board ( APB )
APB menyebut konsep dasar sebagai ciri – ciri
dasar dan memuatnya dalam APB statemen. APB
mengidentifikasi tiga belas konsep dasar yang merupakan karakteristik
lingkungan diterapkannya akuntansi yaitu :
- Entitas akuntansi
- Usaha berlanjut
- Pengukuran sumber ekonomik dan kewajiban
- Periode – periode waktu
- Pengukuran dalam unit uang
- Akrual
- Harga pertukaran
- Angka pendekatan
- Pertimbangan
- Informasi keuangan umum
- Statemen keuangan berkaitan secara mendasar
- Substansi daripada bentuk
- Materialitas
Kesatuan Usaha
Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan
dianggap sebagai suatu kesatuan atau badan usaha ekonomik yang berdiri sendiri,
bertindak atas namanya sendiri, dan kedudukannya terpisah dari pemilik atau
pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan dan kesatuan ekonomik tersebut
menjadi pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi.
Batas Kesatuan
Walaupun secara yuridis kesatuan usaha
didukung keberadaannya, batas kesatuan usha dari segi akuntansi bukanlah
kesatuan yuridis atau hukum melainkan kesatuan ekonomik. Dimana akuntansi memperlakukan badan usaha sebagai suatu
kesatuan ekonomik daripada kesatuan yuridis.
Persamaan Akuntansi
Agar penyusunan statemen keuangan dapat
dilakukan dengan cepat, system akuntansi harus di organisasi atas dasar
persamaan akuntansi.
Hubungan fungsional antar buku besar ini dapat dinyatakan
sebagai berikut :
Aktiva
= Kewajiban + Ekuitas + Pendapatan – Biaya
Arti
Penting Laporan Periodik
Dengan konsep
kontinuitas usaha, perusahaan berusaha untuk terus maju dan berkembang. Untuk
mengetahui seberapa maju dan berkembangnya perusahaan yang dijalankan, maka
perusahaan tersebut harus membuat laporan mengenai perusahaan secara periodik.
Jika perusahaan tidak membuat laporan secara periodik, maka sulit untuk
menentukan keputusan lebih lanjut.
Keterbatasan Informasi
Akuntansi
Informasi akuntansi
hanya merupakan sebagian hak eksternal dan manajemen. Lebih dari itu, walaupun
segala pertimbangan dan kebijakan didasarkan pada data akuntansi secara cukup mendalam.
Pada akhirnya keputusan yang dihasilkan akan mencerminkan juga pengaruh data
non akuntansi dan akan diwawancarai dengan hal – hal yang sangat kualitatif dan
subjektif.
Saat Pengakuan Nilai
Tambah
Konsep dasar ini mempunyai implikasi penting
terhadap saat pengakuan tambahan manfaat produk fisis yang dihasilkan. Dan jika
tidak diketahui secara objektif dan meyakinkan berapa besarnya nilai tambahan
tersebut, maka nilai tambah ini akan terealisasi kalau produk telah terjual dan
asset ( kos ) baru masuk ke dalam kesatuan usaha.
Asas Akrual atau Himpun
Asas akrual adalah asas dalam pengakuan
pendapatan dan biaya yang menyatakan bahwa pendapatan diakui pada saat hak
kesatuan timbul lantaran penyerahan barang atau jasa ke pihak luar dan biaya
diakui pada saat kewajiban timbul dikarenakan penggunan sumber ekonomik yang
melekat pada barang dan jasa yang diserahkan tersebut.
Pengakuan Hak Milik
Pribadi
Konsep ini menyatakan bahwa pengakuan hak
milik pribadi harus dilindungi atau diakui secara yuridis. Tanpa konsep ini, kesatuan usaha tidak dapat memiliki
sumber ekonomik atau asset. Karena pemilikan merupakan salah satu cara untuk
memperoleh penguasaan.
Salah satu bentuk
perlindungan adalah adanya kewajiban untuk mempertanggungjawabkan kekayaan yang
dipercayakan pengelolaannya kepada pihak lain.
Konservatisma
Konservatisma adalah sikap atau aliran dalam
menghadapi ketidakpastian untuk mengambil tindakan atau keputusan atas dasar
munculan yang terjelek dari ketidakpastian tersebut.
Sikap konservatif juga mengandung makna sikap
berhati – hati dalam menghadapi risiko dengan cara bersedia mengorbankan
sesuatu untuk mengurangi atau menghilangkan risiko.
Jika akuntansi menganut
konsep dasar konservtisma, dalam menyikapi ketidakpastian, akuntansi ( penyusun
standar ) akan menentukan pilihan perlakuan atau prinsip akuntansi yang didasarkan
pada munculan ( keadaan, harapan kejadian,atau hasil ) yang dianggap kurang
menentukan.
Manfaat Konsep Dasar
Konsep dasar berfungsi :
- Sebagai landasan penalaran pada tingkat perekayasaan ;
- Untuk menentukan konsep, prinsip, metoda, atau teknik yang akan dijadikan standar bagi penyusun standar.
BAB 6 TEORI AKUNTANSI
ASET
Teori elemen statemen
keuangan tidak terbatas pada penlaran tentang definisi, tetapi meliputi pula
penalaran tentang pengukuran, penilaian, pengakun, penyajian, dan pengungkapan.
Penalaran ini menjadi dasar dalam pemilihan kebijakan baik pada tingkat
perekayasaan maupun penetapan standar.
Konsep kesatuaan usaha
menegaskan bahwa perusahaan merupakan entitas yang berdiri sendiri dan
bertindak atas namanya sendiri dan perusahaan menjadi fokus pelaporan. Jadi
fungsi pengelolaan dan pemilikan terpisah sehingga keduanya dipandang sebagai
huubungan bisnis. Hubungan bisnis dapat dipertahankan kalau aset yang dikelola
manajemen selalu ditunjukkan asal atau sumbernya.
Setelah badan usaha
berdiri dan pemilik menanamkan dana ke badan usaha, upaya badan usaha dalam
mendatangkan pendapatan dilakukan dengan menyediakan barang dan jasa yang
melibatkan pemerolehan berbagai aset.
Aset merupakan elemen
neraca yang akan membentuk informasi semantik berupa posisi keuangan, jika
dihubungkan dengan elemen yang lain yaitu kewajiban dan ekuitas.
Pengertian
Menurut FASB aset adalah
manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti yang diperoleh atau dikuasai /
dikendalikan oleh suatu entitas sebagai akibat transaksi atau kejadian masa
lalu.
Menurut APB dan ijiri
medefinisi aset sebagai sumber ekonomik karena adanya unsur kelangkaan sehingga
suatu entitas harus mengendalikannya dari akses pihak lain melalui transakasi
ekonomik. APB juga membedakan aset menjadi yang digolongkan sebagai sumber
ekonomik sebagai berikut :
- Sumber produktif
a)
Sumber
produkitf kesatuan usaha yang meliputi bahan baku, gedung, pabrik,
perlengkapan, sumber alam, paten dan semacamnya, jasa, dan sumber lain yang
digunakan dalam produksi barang dan jasa.
b)
Hak
kontraktual atas sumber produktif meliputi semua hak untuk menggunakan sumber
ekonomik pihak lain dan hak untuk mendapatkan barang atau jasa dari pihak lain.
- Produk yang merupakan keluaran kesatuan usaha terdiri atas :
a)
Barang jadi yang menunggu
penjualan
b)
Barang dalam proses
3. Uang
4. Klaim untuk
menerima uang
5. Hak pemilikan
atau investasi pada perusahaan lain.
Dengan berbagai
perbedaan di atas, pada dasarnya dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga
karakteristik utama yang harus dipenuhi agar suatu objek atau pos dapat dapat
disebut aset, yaitu :
- Manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti
- Dikuasai atau dikendalikan oleh entitas
- Timbul akibat transaksi masa lalu
Manfaat
ekonomik
Untuk dapat disebut
sebagai aset, suatu objek harus mengandung manfaat ekonomik di masa datang yang
cukup pasti. Uang atau kas mempunyai manfaat atau potensi jasa karena apa yang
dapat dia beli atau karena daya tukarnya.
Sumber selain kas
mempunyai manfaat ekonomik karena dapat ditukarkan dengan kas, barang, ata
jasa. Karena dapat digunakan untuk memproduksi barang dan jasa, atau karena
dapat digunakan untuk melunasi kewajiban.
FSAB mengajukan dua hal
yang harus dipetimbangkan dalam menilai apakah pada saat tertentu suatu pos
atau objek masih dapat disebut sebagai aset, yaitu :
- Apakah suatu pos yang dikuasai oleh suatu kesatuan usaha pada mulanya mengandung manfaat ekonomik masa datang.
- Apakah semua atau sebagian manfaat ekonomik tersebut masih tetap ada pada saat penilaian.
Dikuasai
oleh entitas
Untuk dapat disebut sebagai
aset, suatu objek atau pos tidak harus dimiliki oleh entitas tetapi cukup
dikuasai oleh entitas. Bila pemilikan menjaadi kriteria aset, maka akan banyak
pos yang tidak msuk ebagai aset sehingga tidak dapat dilaporkan dalam neraca.
Dengan kata lain, pemilikan sebagai kriteria akan mengakibatkan banyak pos
dilaporkan di luar neraca. Oleh karena itu konsep penguasaan lebih penting
daripada konsep kepemilikan.
Most mengemukakan bahwa penguasaan
atau kendali terhadap suatu objek dapat diperoleh dengan cara :
1.
Pembelian
2.
Pemberian
3.
Penemuan
4.
Perjanjian
5.
Produksi /
transformasi
6.
Penjualan
7.
Lain – lain
eperti pertukaran, peminjaman, penjaminan, pengkonsignaan, dan berbagai
transaksi komersial yang diakui hukum atau kebiasaan bisnis.
Akibat
Transaksi atau Kejadian Masa Lalu
Aset harus timbul akibat
transaksi atau kejadian masa lalu, kriteria ini untuk memenuhi definisi tetapi
bukan kriteria untuk pengakuan. Jadi, manfaat ekonomik dan penguasan atau hak
atas manfaat saja tidak cukup untuk memasukkan suatu objek ke dalam aset
kesatuan usaha untuk dilaporkan melalui statemen keuangan.
FSAB memasukkan trnsksi
atau kejdian sebagai kriteriaa aset krena transaksi atau kejaadian tersebut
dapat menambah atau mengurangi aset. Aset atau nilainya dapat dipengaruhi oleh
kejadian atau seluruhny di luar kemmpun kesatuan usaha atau manajemennya untuk
mengendalikan misalnya kenaikan harga, perubahan tingkat bunga, pertumbuhan
alamiah, penyusutan, pencurian, huru – hara, kecelakaan, dan bencana alam.
Berbagai transaksi, kejadian, atau keadaan pada akhirnya akan memicu pengakuan
atau penghapusan manfaat ekonomik suatu objek.
Karakteristik
Pendukung
FSAB menyebutkan beberapa
karakteristik pendukung yang melibatkan kos, berwujud, tertukarkan,
terpisahkan, dan berkekuatan hukum. Karakteristik pendukung tersebut lebih menguatkan
atau menyakinkan adanya aset tetapi tidak adanya karakteristik pendukung tidak menghalangi suatu objek untuk memenuhi
syarat sebagai aset.
Melibatkan
kos
Pemerolehan aset pada
umumnya melibatkan kos sebagai penghargaan sepakatan. Jika kos terjadi karena
pemerolehan suatu objek terjadi akibat pertukaran atau pembelian, maka objek
tersebut lebih kuat untuk masuk sebagai aset.
Pengukuran
Pengukuran bukan kriteria
untuk mendefinisi aset tetapi merupakan kriteria pengakuan aset.
Sebagai aliran
informasi, kos juga mengalami tiga perlakuan akuntansi mengikuti aliran fisis,
yaitu :
- pengukuran, pengakuan, dan klasifikasi pertama kali pada saat terjadinya. Untuk selanjutnya seluruh kegiatan dalam tahap ini disebut pengukuran saja.
- pencatatan berikutnya dalam rangka mengikuti aliran fisis aset berupa alokasi, distribusi, dan penggabungan untuk kepentingan internal / manajerial atau kepentingan pengkosan produk. Untuk selanjutnya seluruh kegiatan dalam tahap ini disebut penulusuran
- pembebanan ke pendapatan perioda berjalan atau perioda – perioda yang akan datang. Kos yang belum menjadi beban pendapatan (biaya) akan tetap melekat pada objek menjadi aset badan usaha. Untuk selanjutnya seluruh kegiatan dalam tahap ini disebut pembebanan ke pendapatan.
Hubungan Kos, Aset, dan Biaya
Secara teknis Secara Konseptual
kos
|
kos
|
kos
|
kos
|
kos
|
b. tahap pembebanan
Keterangan :
Jika suatu pengeluaran
dicatat sebagai biaya, secara konseptual dianggap bahwa kos objek bersangkutan
dicatat sebagai aset dan kemudin saat yang sama kos tersebut langsung dipindah
ke biaya.
Jenis
penghargaan
Kos
dalam barter
Barter atau pertukaran
aset merupakan pemerolehan aset dengan penghargaan berupa aset berwujud atau non
moneter lainnya.
Adapun prinsip – prinsip penentuan kos aset yang diterima
dalam barter atau pertukaran :
- pertukaran tak sejenis, tanpa pembayaran tombok
Aset yang diterima dicatat sebesar nilai wajar / pasar
aset yang diserahkan atau nilai wajar aset yang diterima, mana yang lebih mudah
atau jlas ditentukan. Untung atau rugi yang timbul diakui pada saat pertukaran
- pertukaran tak sejenis, dengan pembayaran tombok
Aset yang diterima dicatat sebesar nilai pasar aset yang
diserahkan ditambah tombok atau nilai wajar / pasar aset yang diterima. Dalam
hal ini, nilai pasar aset yang diserahkan menunjukkan kas yang akan diterima
seandainya aset tersebut dijual. Untung atau rugi yang timbul diakui pada saat
pertukaran.
- pertukaran sejenis, tanpa pembayaran tombok
Aset yang diterima dicatat sebesar nilai buku atau nilai
pasar aset yang diserahkan, mana yang lebih rendah. Ini berarti bahwa kalau
terjadi untung maka untung tidak diakui dan sebaliknya kalau terjadi rugi, rugi
tersebut diakui pada saat transaksi.
- pertukaran sejenis, dengan pembayaran tombok
Aset yang diterima dicatat sebesar nilai buku aset yang
diserahkan ditambah tombok atau nilai pasar aset yang diserahkan ditambah tombok
mana yang lebih rendah. Ini juga berarti bahwa kalau terjadi untung maka untung
tidak diakui dan sebaliknya kalau terjadi rugi, rugi tersebut diakui pada saat
transaksi.
- pertukaran sejenis, dengan penerimaan tombok
Jika terjadi
rugi : aset yang diterima dicatat
sebesar harga pasar aset yang diserahkan dikurangi kas yang diterima. Ini
berarti rugi yang terjadi diakui semua pada saat terjadinya transaksi.
Jika terjadi
untung : aset yang diterima dicatat
sebesar nilai buku aset yang diserahkan dikurangi porsi nilai buku aset yang
diserahkan yang dianggap dijual. Atau, nilai psar / wajar aset yang diserahkan
dikurangi untung tangguhan.
Saham
sebagai penghargaan
Saham sebagai
penghargaan merupakan salah atau bentuk pemerolehan aset dengan barter. Dalam beberapa
hal, jumlah setara saham dapat dicari dengan membandingkan harga tunai jenis
saham yang sama untuk memperoleh dana tunai (kas) yang diterbitkan kira – kira
bersamaan dengan penyerahan saham untuk memperoleh aset bersangkutan.
Kos
dalam reorganisasi
Jika suatu perusahaan
sudah berjalan atau beroperasi cukup lama kemudian mengalami reorganisasi,
perusahaan tersebut biasanya tidak mempunyai data kos yang memadai untuk menentukan
kos aset yang dikuasainya. Karena tujuan reorganisasi biasanya adalah menentukan
nilai perusahaan pada saat tersebut.
Hadiah
atau hibah
Dalam hal ini, kita
ambil contoh suatu perusahaan memperoleh gedung beserta tanahnya melalui
sumbangan atau hibah. Perolehan ini tetap dicatat sebagai aset tanpa kos.
Karena setiap fasilitas atau faktor ekonomik yang digunakan dalam operasi perusahaan,
tanpa memandang asalnya, harus diperlakukan dengan saksama sebagai potensi
jasa.
Tujuan
Penilaian Aset
Karena aset merupakan
elemen pembentuk posisi keuangan sebagai informasi semantik bagi investor dan
kreditor, maka tujuan penilaian aset harus bepaut dengan tujuan pelaporan keuangan.
Tujuan dari penilaian
aset adalah merepresentasikan atribut pos – pos aset yang berpaut dengan tujuan
pelaporan keuangan dengan menggunakan basis penilaian yang sesuai.
Konsep dan Basis Penilaian
Nilai Pertukaran Sebagai Basis Penilaian
Nilai Pertukaran
Objektifitas Penilaian dan
Terterapkan bila tidak tersedia perolehan penjualan Terterapkan bila tersedia bukti bukti
nilai keluaran yang bukti nilai keluaran yang terandalkan
sebagai indikasi
terandalkan sebagai indikasi
penerimaan kas masa datang penerimaan kas masa datang
aset
|
atribut
|
Konsep
nilai masukan dan keluaran sebenarnya berkaitan dengan konsep kesatuan usaha
yang dianggap mengusai sumber ekonomik (aset) dan harus mempertanggungjawabkan
asset tersebut.
Nilai Masukan ( input )
Nilai masukan didasarkan atas jumlah
rupiah yang harus dikeluarkan atau dikorbankan untuk memperoleh aset atau objek
jasa tertentu yang masuk dalam unit usaha.
Nilai Keluaran ( output )
Nilai keluaran didasarkan atas
jumlah rupiah kas atau penghargaan lainnya yang diterima suatu unit usaha apabila
suatu aset atau potensi jasa akhirnya keluar dari kesatuan usaha melalui
pertukaran atau konversi.
Nilai Terealisasi Harapan
Secara
semantik, nilai terealisasi harapan suatu aset adalah penerimaan kas tau
potensi jasa masa datang yang jumlah dan waktunya cukup pasti.
Dalam penilaian ini lebih bermanfaat
dan valid untuk menilai investasi tunggal atau perusahaan secara keseluruhan
dari sudut pandang invstor. Untuk penilaian aset secra
individual , dasar penilaian ini mengandung beberapa kelemahan yaitu :
- Kalau tidak ada pasar untuk asset bersangkutan, penentuan aliran kas masa datang bersifat subjektif sehingga sulit diversifikasi
- Pemilihan tarif yang cukup representtif untuk merefleksi risiko tiap set sangat problematik. Jika tarif tersebut dapat ditentukan, hasil pengukuran sulit diinterpretasi maknanya oleh pembaca statemen keuangan.
- Aliran kas ke perusahaan dihasilkan oleh seluruh perusahaan dihasilkan oleh seluruh aset sebagai satu kesatuan dalam menghasilkan produk yang akhirnya dijul untuk mendatangkan kas.
- Memperkuat 3 alasan di atas, beberapa asset memang tidak terpisahkan sehingga nilai sekarang seluruh asset tidak akan sama dengan penjumlahan semua kas masa datang diskunan tiap pos asset.
Penilaian
Menurut FSAB
Bila
dikaitkan dengan asset, dasar penilaian FSAB sebagai berikut :
- Historical cost. Tanah, gedung, perlengkapan pabrik, dan kebanyakan sediaan dilaporkan atas dasar kos historisnya yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang dikorbankan untuk memperolehnya. Kos histories ini tentunya disesuaikan dengan jumlah bagian yang telah didepresiasi atau di ammortisasi.
- Current cost. Beberapa sediaan disajikan sebesar nilai sekarang atau penggantinya yaitu jumlah rupiah kos atau setaraya yag harus dikorbankan jika asset tertentu yang sejenis diperoleh sekarang.
- Current market value. Beberapa jenis investasi dalam surat berharga disajikan atas dasar nilai pasar selain yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang dapat diperoleh kesatuan usaha dengan menjual asset tersebut dalam kondisi perusahaan yang normal.
- Net relizable value. Beberapa jenis piutang jangka pendek dan sediaan barang disajikan nilai terealisasi bersih yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang akan diterima dari asset tersebut dikurangi dengan pengorbanan yang diperlukan untuk mengkonversi asset tersebut menjadi kas atau setaranya.
- Present value of future cash flows. Piutang dan investasi jangka panjang disajikan sebesar nilai sekarang penerima kas di masa mendatang sampai piutang terlunasi dikurangi dengan tambahan kos yang mungkin diperlukan untuk mendapatkan penerimaan tersebut.
Pengakuan
Pengakuan
dan penyajian asset biasanya ditentukan dalam standar akuntansi yang mengatur
tiap pos asset. Masalah akuntansi menyangkut pengakuan biasanya berkaitan
dengan masalah apakah suatu kos / jumlah rupiah terlibat dalam transaksi,
kejadian, atau keadaan tertentu dapat diasetkan.
BAB 7 TEORI AKUNTANSI
KEWAJIBAN
Kewajiban mempunyai tiga karakteristik utama yaitu :
a.
Pengorbanan
manfaat ekonomik masa datang
Untuk dapat
disebut disebut sebagai kewajiban, suatu objek harus memuat suatu tugas atau
tanggung jawab kepada pihak lain yang mengharuskan kesatuan usaha untuk
melunasi, menunaikan, atau melaksanakannya dengan cara mengorbankan manfaat
ekonomik yang cukup pasti di masa datang.
b.
Menjadi keharusan
sekarang untuk mentransfer aset
Selanjutnya untuk dapat disebut sebagai kewajiban, suatu
pengorbanan ekonomik masa datang harus timbul akibat keharusan sekarang.
Pengertian ”sekarang” dalam hal ini mengacu pada dua hal
: waktu dan adanya. Waktu yang dimaksud adalah tanggal pelaporan ( neraca ).
Keharusan terdiri dari :
v
Keharusan
kontraktual : keharusan yang timbul akibat perjanjian atau peraturan hukum yang
di dalamnya kewajiban bagi suatu kesatuan usaha dinyatakan secara eksplisit
ataau implisit dan mengikat.
v
Keharusan
konstruktif : keharusan yang timbul akibat kebijakan kesatuan usaha dalam
rangka menjalankan dan memajukan usahanya memenuhi apa yang disebut praktik usaha
yang baik atau etika bisnis dan bukan untuk memenuhi kewajiban yuridis.
v
Keharusan
demi keadilan : keharusan yang ada sekarang yang menimbulkan kewajiban bagi
perusahaan semata – mata krena panggilan etis atau moral dari pada karena
peraturan hukum atau praktik bisnis yang sehat.
v
Keharusn
bergntung atau bersyraat : keharusan yang pemenuhnnya tidak pasti karena bergantung
pada kejadian masa datang atau terpenuhinya syarat – syarat tertentu di masa
datang.
c.
Timbul
akibat transaksi masa lalu
Transaksi masa
lalu yang dimaksud di sini adalah transaksi yang menimbulkan keharusan sekarang
telah terjadi.
Hak Kewajiban Tak Bersyarat
Konsep
ini menyatakan bahwa walaupun kontrak telah ditanda tangani, salah satu pihak
tidak mempunyai kewajiban apapun sebelum pihak lain memenuhi apa yang menjadi
hak pihak lain. Jadi, konsep hak – kewajiban tak bersyarat menyatakan ”secara
teknis, konsep ini diartikan bahwa hak atau kewajiban timbul bila salah satu
pihak telah berbuat sesuatu”. Kontrak – kontrak semacam ini dikenal dengan nama
kontrak saling mengimbangi tak bersyarat atau kontrak eksekutori .
Secara konseptual, diperlukan pedoman atau kriteria untuk
memilih saat yang tepat. Most, mengemukakan hal yang harus dipertimbangkan
untuk memilih saat yang tepat yaitu :
- Pemenuhan definisi aset dan kewajiban
- Kekuatan mengikat yaitu seberapa kuat bahwa pelaksanaan kontrak tidak dapat dibatalkan
- Kebermanfaatan bagi keputusan
Karakteristik Pendukung
FASB menyebutkan beberapa
karakteristik pendukung selain karakteristik yang tersebut di atas, yaitu :
- Keharusan membayar kas
Pelunasan kewajiban pada umumnya dilakukan dengan
pembayaran kas. Keharusan membayar kas pada waktu dan jumlah rupiah tertentu di
masa datang merupakan petunjuk yang kuat atau jelas mengenai adanya kewajiban.
Akan tetapi, untuk menjadi kewajiban,
penyerahan aset ( kas ) bukan satu – satunya kriteria tetapi meliputi pula
penyerahan jasa. Esensi kewajiban lebih terletak pada pengorbanan manfaat
ekonomik masa datang dari pada terjadinya pengeluaran kas.
- Identitas terbayar jelas
Jika identitas terbayar sudah jelas, maka hal tersebut
hanya sekedar menguatkan bahwa kewajiban memang ada tetapi untuk menjadi kewajiban
identitas terbayar tidak harus dapat ditentukan pada saat keharusan terjadi.
Jadi yang penting
adalah bahwa keharusan sekarang pengorbanan sumber ekonomik di masa datang
telah ada dan bukan siapa yang harus dilunasi atau dibayar.
- Berkekuatan hukum
Memang ada pada
umumnya, keharusan suatu entitas untuk mengorbankan manfaat ekonomik timbul
akibat klaims yuridis yang mempunyai kekuatan memaksa. Definisi
kewajiban sebenarnya merupakan bayangan cermin aset
Pengakuan,
Pengukuran, dan Penilaian
Jika
aset yang direpresentasi oleh kos mengalami tiga tahap perlakuan (pemerolehan,
pengolahan, dan penyerahan), maka kewajiban sebenarnya juga mengalami tiga tahap
perlakuan, yaitu :
- pengakuan
Pada prinsipnya, kewajiban diakui
pada saat keharusan telah mengikat akibat transaksi yang sebelumnya telah
terjadi. Mengikatnya suatu keharusan harus di evaluasi atas dasar kaidah
pengakuan.
Kam mengajukan
empat kaidah pengakuan untuk menandai pengakuan kewajiban, yaitu :
- ketersediaan dasar hukum
Kaidah ini
terkait dengan kualitas keterandalan dan keberpautan informasi. Ketersediaan dasar
hukum yang menimbulkan daya paksa hanya merupakan karakteristik pendukung definisi
kewajiban tadi. Jadi, kaidah ini tidak mutlak sehingga kewajiban juga dapat
diakui bila terdapat bukti substantif hanya keharusan konstruktif atau demi
kedilan.
- keterterapan konsep dasar konservatisma
Kaidah ini
merupakan penjabaran teknis kriteria keterandalan. Implikasi dianutnya konsep
konservatisma adalah rugi dapat segera diakui tetapi tidak demikian dengan
untung. Ini berarti kewajiban dapat diakui segera sedangkan aset tidak.
- ketertentuan substansi ekonomik transaksi
Substansi suatu transaksi dapat
memicu pencatatan seluruh kewajiban yang timbul ketika transaksi terjadi
meskipun secara yuridis/kontraktual kewajiban baru akan mengikat secara berkala
pada saat keharusan sekarang timbul. Dalam hal ini, kewajiban dapat atau bahkan
harus diakui jika secara substantif sewaguna tersebut sebenarnya adalah
pembelian angsuran.
- keterukuran nilai kewajiban
Keterukuran
merupakan salah satu syarat untuk mencapai kualitas keterandalan informasi.
Oleh karena itu, adanya kepastian mengenai jumlah rupiah dapat memicu diakuinya
suatu kewajiban. Jika pengukuran suatu pos kewajiban bersifat sangat subjektif
dan arbitrer, pada umumnya pos tersebut tidak diakui.
Yang menjadi
masalah teknis adalah kapan keempat kaidah di atas dipenuhi. Hal ini berkaitan
dengan penentuan saat pengakuan kewajiban. Hendriksen dan Van Breda menunjukkan
saat – saat untuk mengakui kewajiban yaitu :
- Pada saat penandatanganan kontrak bila pada saat itu hak dan kewajiban telah mengikat. Dalam hak kontrak eksekutori, pengakuan menunggu sampai salah satu pihak memanfaatkan / menguasai manfaat yang diperjanjikan atau memenuhi kewajibannya.
- Bersamaan dengan pengakuan biaya jika barang dan jasa yang menjadi biaya belum dicatat sebagai aset sebelumnya.
- Bersamaan dengan pengakuan aset. Kewajiban timbul ketika hak untuk menggunakan barang dan jasa diperoleh.
- Pada akhir perioda karena penggunaan asas akrual melalui proses penyesuaian. Pengakuan ini menimbulkan pos utang atau kewajiban akruan.
Keempat
kaidah tersebut di atas sebagai bukti teknis dan ketentuan saat pencatatan pada
umumnya mudah diidentifikasi dan diterapkan untuk keharusan kontraktual,
konstruktif, dan demi keadilan.
Pengakuan Kewajiban Bergantung
Untuk keharusan bergantung ( khususnya rugi bergantung
yang menimbulkan kewajiban ), kaidah pengakuan keempat ( keterukuran nilai
kewajiban ) dan pasti tidknya pengorbann sumber ekonomik masa datang kan
terjadi menimbulkan msalah pengakuan. Oleh karena itu, diperlukn ketentuan yang
lebih tegas untuk mengakui kewajiban yang berkaitan dengan rugi bergntung. FSAB
memberi contoh keadaan – keadaan kebergantungan rugi yang berpotensi memicu pengakuan kewjiban
sebagai berikut :
-
Ketertagihan
piutang usaha
-
Keharusan
berkaitan dengan jaminan produk dan kerusakan produk
-
Risiko rugi
atau kerusakan properitas ( fasilitas ) kesatuan usaha akibat kebakaran,
ledakan, dan bahaya lainnya.
-
Ancaman
penambilan set oleh pemerintah
-
Persengketaan
yang memberatkan atau menunggu keputusan
-
Klaim atau
pungutan yang telah diajukan / dikenakan atau yang mungkin (
possible ) terjadi
-
Risiko rugi
akibat bencana yang ditanggung oleh perusahaan asurnsi kerugian dan kecelakaan
dan perusahaan reasuransi
-
Jaminan bank komersial dalam
ikatan standby letters of credit
-
Perjanjian untuk membeli kembali
piutang atau asset yang terkait yang telah dijual
Pengukuran
Pengukur
yang paling objektif untuk menentukan kos kewajiban pada saat terjadinya adalah
penghargaan sepakatan dalam transaksi – transaksi tersebut dan bukan jumlah
rupiah pengorbanan ekonomik masa datang. Jadi, konsep dasar penghargaan berlaku
baik untuk aset mupun untuk kewajiban. Hal ini berlaku khususnya untuk
kewajiban jangka panjang.
Untuk
kewajiban jangka pendek, kos penundaan dianggap tidak cukup material sehingga
jumlah rupiah kewajban yang dak akan sama dngan jmlah ngbana smb knmk ( kas )
masa datang.
- penilaian
Jika
pengukuran mengacu pada penentuan nilai keharusan sekarang pada saat
terjadinya, penilaian mengacu pada penentuan nilai keharusan sekarang pada
setiap saat terjadinya kewajiban sampai dilunasinya kewajiban. Makin mendekati
saat jatuh tempo, nilai kewajiban akan makin mendekati nilai nominal.
Jadi,
penilaian kewajiban pada saat tertentu adalah penentuan jumlah rupiah yang
harus dikorbankan seandainya pada saat tersebut kewajiban harus dilunasi.
- pelunasan
Dasar atau Atribut Penilaian
Kewajiban
Basis (atribut) Penilaian
|
Keterangan
|
Contoh Pos Yang Berpaut
|
Harga pasar sekarang
Nilai pelunasan neto
Nilai
diskunan aliran kas masa datang
|
Berbagai kewajiban yang
melibatkan komoditas dan surat – surat berharga.
Berbagai kewajiban yang
melibatkan jumlah rupiah yang cukup pasti tetap waktu pelunasannya tidak
cukup pasti.
Kewajiban
moneter jangka panjang jumlah rupiah maupun saat pembayaran cukup pasti.
|
Kewajiban
penerbit opsi sebelum jangka opsi habis dan beberapa kewajiban pedagang efek.
Utang usaha, utang garansi, dan
utang wesel jangka pendek.
Utang obligasi, dan utang wesel
jangka panjang.
|
BAB 8 TEORI AKUNTANSI
PENDAPATAN
Definisi
Pendapatan
dapat di definisi dari beberapa konsep, antara lain :
a.
Konsep
aliran musik, pendapatan merupakan aset
b.
Konsep
aliran keluar, pendapatan adalah penyerahan produk yang diukur atas dasar
penghargaaan produk tersebut.
c.
Secara
netral, pendapatan merupakan produk perusahaan sebagai hasil dari upaya
produktif. Pendapatan diukur dengan jumlah rupiah aset baru yang diterima dari
pelanggan.
Dari
beberapa definisi di atas, dapat didaftar karakteristik – karakteristik yang
membentuk pengertian pendapatan dan untung. Yang membentuk pengertian
pendapatan adalah :
- Aliran masuk atau kenaikan aset
- Kegiatan yang merepresentasi operasi utama atau sentral yang menerus
- Pelunasan, penurunan, atau pengurangan kewjibn
- Suatu entitas
- Produk perusahaan
- Pertukaran produk
- Menyandang beberapa nama atau mengambil beberapa bentuk
- Mengakibatkan kenaikan ekuitas
Kenaikan
Aset
Untuk dapat mengatakan bahwa
pendapatan ada atau timbul, harus terjadi transaksi atau kejadian yang
menaikkan aset atau menimbulkan aliran masuk aset. Tidak ada batasan bahwa aset harus berupa kas atau alat
likuid yang lain.
Paton dan litleton
menyebutkan bahwa aset dapat bertambah karena berbagai transaksi, kejadian,
atau keadaan sebagai berikut :
- Transaksi pendanaan yang berasal dari kreditor dan investor
- Laba yang berasal dari kegiatan investasi
- Hadiah, donasi, atau temuan
- Revalusi aset yang telah ada
- Penyediaan dan / atau penyerahan produk ( barang dan jasa )
FSAB mengisyaratkan jumlah kotor
dengan menyatakan bahwa pendapatan adalah jumlah rupiah yang datang dari
penyerahan produk atau pelaksanaan jasa.
Operasi Utama Berlanjut
Pengertian
operasi utama dalamm hal ini lebih dikaitkan dengan tujuan utama perusahaan
yaitu menghasilkan produk / jasa untuk mendatangkan laba dan bukan untuk
membatasi jenis produk utama dan produk samping.
Berbagai Bentuk dan Nama
Untung
Seperti
pendapatan, kata – kata kunci yang melekat pada pengertian untung adalah :
- kenaikan ekuitas ( aset bersih )
- transaksi periferal atau insidental
- selain yang berupa pendapatan atau investasi oleh pemilik
FSAB merinci
lebih lanjut transaksi, kejadian, atau keadaan yang menimbulkan untung menjadi
empat sumber atau karakteristik yaitu :
- periferal dan insidental
- transfer nontimbal – balik
- penahana aset
- faktor lingkungan
Pengakuan Pendapatan
Pengakuan
merupakan pencatatan jumlah rupiah secara resmi ke dalam sistem akuntansi
sehingga jumlah tersebut terefleksi dalam statemen keuangan. Pengertian
pendapatan harus dipisahkan dengan pengakuan pendapatan bahkan pengertian pendapatan
sebenarnya juga harus dipisahkan dengan pengukuran pendapatan. Dengan demikian,
suatu jumlah yang memenuhi definisi pendapatan tidak dengan sendirinya jumlah
tersebut diakui ( dicatat secara resmi ) sebagai pendapatan.
Pengakuan
pendpatan tidak boleh menyimpang dari landasan konsptual. Oleh karena itu,
secara konseptual pendapatan hanya dapat diakui jika memenuhi kualitas
terukuran dan keterandalan.
Pembentukan Pendapatan
Konsep
pembentukan pendapatan menyatakan bahwa pendapatan terbentuk, terhimpun, atau
terhak bersamaan dengan dan melekat pada seluruh atau totalitas proses
berlangsungnya operasi perusahaan dan bukan sebagai hasil transaksi tertentu.
Operasi
perusahaan meliputi kegiatan produksi, penjualan, dan pengumpulan piutang.
Konsep pembentukan ini sering disebut pendekatan proses pembentukan pendapatan
atau pendekatan kegiatan. Pendekatan ini dilandasi oleh konsep dasar upaya dan
hasil / capaian serta kontinuitas usaha.
Realisasi Pendapatan
Dengan
konsep realisasi, pendapatan baru dapat dikatakan terjadi atau terbentuk pada
saat terjadi kesepakatan atau kontrak dengan pihak independen ( pembeli ) untuk
membayar produk baik produk telah selesai dan diserahkan atau maupun belum
dibuat sama sekali.
Berdasarkan
konsep, pendapatan sebenarnya terjadi akibat transaksi tertentu yaitu transaksi
penjualan atau kontrak sehingga sebelum transaksi atau kontrak tersebut terjadi
pendapatan belum terjadi atau terbentuk.
Konsep
realisasi atau pendekatan transaksi lebih menekankan kejadian yang dapat menandai
pengakuan pendapatan yaitu :
- kepastian perubahan produk menjadi potensi jasa lain melalui proses penjualan yang sah atau semacamnya ( misalnya kontrak penjualan ).
- penguatan atau validasi transaksi penjualan tersebut dengan diperolehnya aset lancar ( kas, setara kas, atau piutang ).
Kriteria Pengakuan Pendapatan
Pendapatan baru
dapat diakui setelah suatu produk selesai diproduksi dan penjualan benar – benar
telah terjadi yang ditandai dengan penyerahan barang,
FASB mengajukan
dua kriteria pengakuan pendapatan ( dan untung ) dan harus dipenuhi, yaitu :
- terealisasi atau cukup pasti terealisasi
- terbentuk / terhak
Terbentuknya
pendapatan tidak harus selalu mendahului realisasi pendapatan; dapat terjadi,
pendapatan terealisasi sebelum terbentuk. Kam mengemukakan kriteria pengakuan
secara lebih teknis. Pendapatan baru dapat diakui jika dipenuhi syarat – syarat
berikut :
- kerukuran nilai aset
- adanya suatu tnasaksi
Bab 9
Biaya
Pengertian biaya
idak dapat dipisahkan dengan pengertian kos dan asset dan juga rugi. Embahasan
tersebut hanya menyebutkan bahwa bila kos tidak memenuhi definisi asset(dapat
ditangguhkan pembebanannya terhadap pendapatannya). APB selanjutnya bahwa
seperti pendapatan, biaya timbul hanya dalam kaitannya dengan kegiatan
penciptaan laba yang mengakibatkan perubahan ekuitas., dilain pihak, timbulnya
kewajiban untuk pembelian asset bukan merupakan biaya karena ekuitas tidak
dapat berubah pada saat pembelian tersebut.
Untuk dapat
mengatakan bahwa biaya timbul harus terjadi transaksi atau kejadian yang
menurunkan asset atau meimbulkan aliran keluar asset atau sumber ekonomik.
Asset dalam hal ini harus diartikan sebagai sumber semua asset perusahaan
sebagai satu kesatuan. Dengan demikian, konsumsi atau pemakaian asset atau
manfaat ekonomik harus diartikan bahwa manfaat ekonomik asset telah habis
karena melekat pada barang atau jasa yang telah diserahkan dari kesatuan usaha
sehingga kesatuan usaha tidak menguasai lagi manfaat tersebut.
Tidak semua
penurunan atau konsumsi asset membentuk biaya. Yang dimaksud dengan kegiatan
utama adalah kegiatan penciptaan
pendapatran yang direpresentasi dalam kegiatan memproduksi/mengirim barang atau
menyerahkan/melaksanakan jasa. Semua badan autoritatif mendefinisi biaya tidak
hanya dari sudut penurunan asset tetapi juga dari kenaikan kewajiban. Alasanya
adalah agar makna biaya cukup luas untuk mencapai pula pos-pos yang timbul
dalam penyesuaian akhir tahun. Gagasan Kam justru relevan untuk mendukung
pendefinisian biaya sebagai kenaikan kewajiban. Bila barang dan jasa telah
dimanfatkan oleh perusahaan tetapi perusahaan tidak mengakuinya sebagai asset
sebelumnya atau perusahaan belum mengakui kewajiban atas penggunaan barang dan
jasa yang dikuasai pihak lain. Definisi APB dan IAI secara explisitr
menyebutkan bahwa penurunan asset akhirnya akan mengubah ekuitas atau
menurunkan ekuitas. Pendefinisin ini sebenarnya menegaskan bahwa akuntansi
menganut konsep kesatuan usaha sehingga ekuitas secara konseptual adalah utang
perusahaan kepada pemilik. Walaupun demikian penurunan kuitas lebih menegaskan
pengertian biaya karena tidak setiap penurunan asset mengakibatkan penurunan ekuitas.
Pendefinisian biaya oleh FASB sebagai aliran keluar asset atau pemanfaatan
asset tidak secara tegas membatasi apakah aliran atau pemanfaatan tersebut
bersifat fisis atau moneter. Secara semantic biaya seharusnya didefinisi sebgai
perubahan atau penurunan nilai sehingga timbulnya biaya harus merupakan
kejadian moneter. Oleh karena itu definisi APB, IAI dan sumber lainnya
memasukkan pengukuran secara moneter penurunan tersebut. Definisi Kam dilandasi
oleh pemikiran bahwa biaya merupakan kejadian moneter yaitu perubahan nilai
asset, kewajiban, atau ekuitas. Niali ini diukur dengan kos barang dan jasa
yang dapat dikuasai dan dimanfaatkan kesatuan usaha melalui penyerahan asset,
penimbulan kewajiban, dan peningkatan ekuitas. Keunggulan defini kam disbanding
FASB adalah emasukkan periode sekarang sebagai wadah atau takaran untuk
menghubungkan pendapatan dengan biaya. Untuk dapat disebut sebagai biaya,
pemanfaatan barang dan jasa harus dikaitkan dengan periode khususnya periode
untuk menakar pendapatan. Dengan demikian konsep penandingan secara jelas
terkandung dalam definisi biaya oleh Kam. Defnisi FASB sama sekali tidak
menunjukkan secara explicit asosiasi antara pendapatan dan biaya. FASB
memfokuskan pengertian biaya hanya untuk penurunan asset yang berkaitan dengan
operasi utama atau sentral. Namun tidak berarti bahwa penurunan asset yang
tidak berkaitan dengan operasi utama lalu diklasifikasi menjadi non operasi.
Sebagai lawan makna untung, kata-kata kunci yang melekat pada pengertian rugi
adalah:
a. Penurunan akuitas
b. Transaksi peripheral atau incidental
c. Selain apa yang didefinisi sebagai biaya atau
selain distribusi ke pemilik.
Rugi perlu
didefinisi sebagai elemn dan dibedakan dengan biaya oleh FASB karena sifat
terjadinya sebagaimana disebut dalam karakteristik. Untuk disebut rugi,
kejadian yang menimbulkan harus peripheral atau insedential atau diluar kendali
manajemen.
Empat
sumber rugi yang diidentifikasi FASB adalah
a. Peripheral dan incidental
b. Transfer nontimbal-balik
c. Penahanan asset
d. Factor lingkungan
Kos yang telah
dikorbankan tetapi tidak ada imbalan barang atau jasa yang diterima tidak dapat
dianggap sebagai rugi begitu saja. Mungkin dari kondisi lingkungan tertentu kos
tersebut dapat dianggap rugi, tetapi tidaklah demikian kalau dipandang dari
sudut kondisi perusahan dalam lingkungan ekonomi dan social yang lain tempat
perusahaan beroperasi. Pengakuan biaya tidak dibedakan dengan pengakuan rugi.
Pengakuan menyangkut masalah criteria pengakuan pengakuan yaitu apa yang harus
dipenuhi agar penurunan nilai asset yang memenuhi deinisi biaya atau rugi dapat
diakui dan masalah saat pengakuan yaitu peristiwa atau kejadian apa yang
menandai bahwa criteria pengakuan telah dipenuhi. Biaya atau rugi bila telah
menjadi nyata atau jelas bahwa manfaat ekonomik masa dating suatu asset yang
telah diakui sebelumnya telah berkurang atau lenyap atau bahwa kewajiban timbul
atau bertambah tanpa adanya manfaat. Kaidah pengakuan diatas sebenarnya
dilandasi oleh basis asosiasi yang oleh APB disebut sebagai prinsip pengakuan
biaya pervasive atau luas.
Hal
ini dinyatakan oleh APB sebagai berikut:
a. Mengasosiasi sebab dan akibat
b. Alokasi sistematik dan rasional
c. Pengakuan segera
Beberapa sumber
mendefinisikan biaya dalam kaitanya dengan pengertian kos karena memang biaya
tidak dapat dipisahkan dengan kos. Perlu ditegaskan kembali bahwa kos adalah
pengukur biaya atau biaya direpresentasi dengan kos sehingga secara teknis dan
praktis biaya sering disebut kos saja.
BAB 10
LABA (INCOME)
Makna Income dalam perpajakan adalah sebagai jumlah kotor
sehingga diterjemahkan sebagai penghasilan sebagaimana digunakan dalam Standart
Akuntansi Keuangan, sedangkan dalam Akuntansi istilah income adalah dimaknai
sebagai jumlah bersih sehingga istilah laba lebih menggambarkan apa yang
dimaksud dengan income. Dan lebih menunjuk pada konsep FASB.
Tujuan Pelaporan Laba
Adalah laba yang merupakan selisih pengukuran pendapatan
dan biaya secara akrual. Pendefisitan laba adalah sebagai pengukur kembalian
atas investasi dari pada sekedar perubahan kas.
Tujuan pelaporan laba diharapkan dapat digunakan antara lain :
- Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian atas investasi
- Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen
- Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak
- Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu negara
- Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan publik
- Alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak utang
- Dasar kompensasi dan pembagian bonus
- Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan
- Dasar pembagian dividen
Konsep Laba Konvensial
Laba akuntansi mempunyai
beberapa kelemahan :
- belum di definisi secara semantik dan jelas sehingga laba tersebut secara intuitif dan ekonomik bermakna
- Penyajian dan pengukuran laba masih difokuskan pada pemegang saham biasa residual
- Prinsip akuntansi berterima umum sebagai pedoman pengukuran laba masih memberi peluang untuk terjadinya ketatakuasaan antar perusahaan
- Karena didasarkan pada konsep kos historis, laba akuntansi secara umum belum memperhitungkan pengaruh perubahan daya beli dan harga
- Dalam menilai kinerja perusahaan secara keseluruhan, investor dan kreditor memandang informasi selain laba akuntansi juga bermanfaat atau bahkan lebih bermanfaat sehingga ketepatan laba akuntansi belum menjadi tuntutan tang mendesak.
Atas dasar tujuan dan
kelemahan laba akuntansi , ada dua aspek pokok teori laba yaitu :
- Interpretasi laba dan implikasinya dalam tiap tataran teori
- Lingkup laba atas dasar kegiatan operasi dan teori entitas.
Konsep Laba dalam Tataran Semantik
Pengukur
kinerja
Karena investor dan kreditor merupakan pihak yang dituju
dalam pelaporan keuangan, dianggap bahwa mereka berkepentingan dalam informasi
masa lalu untuk mengevaluasi prospek perusahaan dimasa datang.
Konfirmasi
Harapan Investor
Perekayasa pelaporan keuangan juga berusaha menyediakan
informasi untuk meyakinkan bahwa harapan-harapan investor atau pemakai lainnya dimasa lalu tentang
kinerja perusahaan memang terealisasi.
Estimator Laba
Ekonomik
Akuntansi menganut asa akrual untuk mendapatkan suatu
angka yang lebih bermakna secara ekonomik daripada sekedar kenaikan atau
penurunan kas dalam suatu periode. Oleh karena itu, laba akuntansi didasarkan
pada data yang telah terjadi bukan data hipotesis yang dapat berupa kos kesempatan jangka panjang dan bukan
penialaian ekonomik jangka pendek.
Makna Laba
Laba secara konseptual mempunyai karakteristik umum sebagai berikut :
- Kenaikan kemakmuran yang dimiliki atau dikuasai suatu entitas
- Perubahan terjadi dalam suatu kurun waktu sehingga harus diidentifikasi kemakmuran awal dan kemakmuran akhir
- Perubahan dapat dinikmati, di distribusi atau ditarik oleh entitas yang menguasai kemakmuran asalkan kemakmuran awal dipertahankan.
Laba dan Kapital
Konsep Pemertahanan
Kapital
Konsep ini dilandasi oleh gagasan bahwa entitas berhak
mendapatkan kembalian/ imbalan atau return dan menikmati iya setelah kapital
dipertahankan keutuhannya atau pulih seperti sedia kala.
Konsep Laba
dalam Tataran Semantik
Konsep ini harus dirasionalkan
dalam bentuk standar dan prosedur akuntansi yang objektif sehingga angka laba
dapat diukur dan disajikan dalam statemen
keuangan Terdapat dua kriteria atau pendekatan dalam pengukuran laba
yaitu :
- Pendekatan transaksi
- Pendekatan kegiatan
Pengukuran atau Penilaian Kapital
Pengukuran kapital pada dua titik waktu menimbulkan
masalah konsep tual karena dengan berjalannya waktu beberapa hal yang bersifat
ekonomik berubah dan harus dipertimbangkan
yaitu unit atau skala pengukur dan dasar pengukuran.
Jenis Kapital :
- Kapital Finansial
Adalah klaim dipandang dari
jumlah rupiah atau nilai yang melekat padanya tanpa memperhatikan wujud fisis
klaim tersebut.
- Kapital Fisis
Adalah sumber ekonomik yang
dikuasai oleh entitas yang dipandang atau dimaknai sebagai kapasitas produksi
fisis yaitu kemampuan menghasilkan
baranh dan jasa.
Skala Pengukuran:
- Skala Nominal
Adalah satuan rupiah
sebagaimana telah terjadi tanpa memperhatikan perubahan daya beli dengan
berjalannya waktu akibat perubahan kondisi ekonomik.
2. Skala daya beli
Skala daya beli atau lebih
tepatnya skala rupiah daya beli atau skala daya beli konstan merupakan skala
untuk mengatasi kelemahan skala rupiah
nominal.
Dasar atau Atribut pengukuran:
- Kos Historis
Merupakan jumlah rupiah
sepakatan atau harga pertukaran yang telah tercatat dalam sistem pembukuan.
- Kos sekarang
Menunjukkan jumlah rupiah
harga pertukaran atau kesepakatan yang diperlukan sekarang oleh unit usaha
untuk memperoleh aset yang sama jenis dan kondisinya atau penggantinya yang setara.
Pengukuran Laba dengan Mempertahankan kapital
Berbagai pendekatan penilaian
kapital dan implikasinya terhadap penentuan laba antara lain adalah :
- Kapitalisasi aliran kas harapan
- Penilaian pasar atas aset bersih perusahaan
- Setara Kas sekarang
- Harga masukan historis
- Harga masukan sekarang
- Pembertahanan daya beli konstan
Laba dan teori entitas
Teori entitas atau ekuitas yang banyak dibahas dalam
literatur teori akuntansi adalah :
- entitas usaha bersama
- entitas usaha atau bisnis
- entitas investor
- entitas pemilik
- entitas pemilik residual
- entitas pengendali
- entitas dana
Bab 11
E K U I T A S
PENGERTIAN
Dalam kerangka dasar Standart Akuntansi Keuangan (2002) misalnya Ikatan Akuntansi Indonesia
(IAI) mandefinisi ekuitas sebagai berikut :
Ekuitas adalah hak residual
atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.
KOMPONEN EKUITAS PEMEGANG SAHAM
Dari segi riwayat terjadinya dan sumbernya, ekuitas
pemegang saham diklasifikasi atas dasar dua komponen penting yaitu modal
setoran dn laba ditahan. Modal setoran dipecah menjadi modal saham sebagai
modal yuiridis dan modal setoran tambahan dan komponen lain yang merefleksi
transaksi pemilik.
Ekuitas
Pemegang Saham dan Komponennya
Modal Setoran
- Modal Yuridis
- Modal Setoran Lain
Modal Bentukan atau Laba Ditahan
- Laba atau rugi (dari statement laba rugi)
- Dividen
- Rekapitalisasi
- Defisit
- Koreksi
- Perubahan akuntansi
Keterangan :
Ø
Tujuan Penyajian Ekuitas
Pengungkapan informasi ekuitas
pemegang saham akan sangat dipengaruhi oleh tujuan penyajian informasi tersebut
kepada pemakai statement keuangan. Pada umumnya, tujuan pelaporan informasi
ekuitas pemegang saham adalah menyediakan informasi kepada yang berkepentingan
tentang efesiensi dan kepengurusan manajemen.
Untuk
memenuhi tujuan tersebut, informasi yang harus disampaikan tentang ekuitas
pemegang saham tersebut minimal adalah :
1.
Sumber ekuitas pemegang saham beserta riwayatnya.
2.
Peraturan yuridis yang membatasi pembagian dividen dan
pengambilan modal setoran kepada pemegang saham.
3.
Prioritas beberapa golongan pemegang saham atau pemegang
ekuitas lainnya.
Ø
Pembedaan Modal Setoran dan Laba Ditahan
Laba ditahan pada dasarnya terbentuk
dari akumulasi laba yang dipindahkan dari akun ikhtisar laba rugi. Begitu saldo
laba ditutup ke laba ditahan, sebenarnya saldo laba tersebut telah lebur
menjadi elemen modal pemegang saham yang sah. Dengan demikian untuk mengukur
seluiruh hak pemegang saham atas asset, laba ditahan harus digabungkan dengan
modal setoran.
Pembedaan antara dua bagian elemen
ekuitas pemegang sangat penting, Dari segi administrasi keuangan, laba ditahan
merupakan indicator daya melaba sehingga laba ditahan harus selalu dipisahkan
dengan modal setoran meskipun jumlahnya akhirnya ditotal untuk membentuk
ekuitas pemegang saham. Pembedaan ini juga sangat penting secara yuridis karena
modal setoran merupakan dana dasar yang harus tetap dipertahankan untuk
menunjukkan perlindungan bagi pihak lain. Dana ini hanya dapat ditarik kembali
dalam likuidasi atau dalam keadaan luar biasa lainnya.Sementara itu, laba ditahan
adalah jumlah rupiah yang secara yuridis dapat digunakan untuk pembagian
dividen.
Ø
Modal Yuridis
Modal yuridis timbul karena
ketentuan hukum yang mengharuskan bahwa harus ada sejumlah rupiah yang harus
dipertahankan dalam rangka perlindungan rehadap pihak lain. Bentuk ketentuan
hukum ini adalahbahwa saham harus mempunyai nilai nominal atau nilai minimum
yang dinyatakan untuk menunjukkan hak yuridis. Modal yuridis merupakan jumlah rupiah “minimal” yang harus
disetor oleh investor sehingga membentuk modal yuridis.
Ø Modal Setoran Lain
Transfer dari modal setoran ke laba
ditahan tanpa alasan yang kuat adalah penyimpangan dari penalaran yang valid.
Ini berarti bahwa modal tidak dapat digunakan sebagao sumber laba ditahan.
Demikian juga, tidak sebagianpun dari jumlah rupiah laba ditahan dapat
dimasukkan sebagai modal setoran kecuali jumlah rupiah tersebut telah diubah
menjadi modal dengan proses kapitalisasi yuridis atau telah berubah karena
transaksi modal yang dibahas dibawah ini.
Perubahan modal setoran
1.
Pemesanan saham
2.
Obligasi terkonversi atau berhak-tukar.
3.
Saham istimewa terkonversi atau berhak-tukar,
4.
Dividen saham.
5.
Hak beli saham.
6.
Opsi saham.
7.
Waran.
8.
Saham treasuri.
Ø
Perubahan Laba Ditahan
Terdapat beberapa hal lain yang dapat menyebabkan laba ditahan
dalam satu periode berubah selain karena transaksi modal tetapi karena
transaksi khusus yaitu :
1.
Penyesuaian periode-lalu.
2.
Koreksi kesalahan dalam laporan keuangan sebelumnya.
3.
Pengaruh perubahan akuntansi.
4.
Kuasi-reorganisasi.
Kuasi-organisasi merupkan prosedur
akuntansi yang mengatur perusahaan untuk merestrukturisasi ekuitasnya dengan menghilangkan defisit dan
menilai kembali seluruh asset dan kewajibannya tanpa melalui reorganisasi
secara hukum.
Ø
Penyajian Modal Pemegang Saham
Urutan penyajian kewajiban dan modal
pemegang saham dalam neraca sebenarnya menggambarkan urutan perlindungan dalam
kondisi perusahaan yang mengalami defisit dan dalm kondisi perusahaan
dilikuidasi.
Dalam
terjadi defisit, urutan penyajian menggambarkan :
1.
Urutan penyerapan rugi.
2.
Urutan menerima distribusi asset.
Ditinjau dari segi ini, urutan perlindungan dapat dikemukakan
sbagai berikut :
·
Karyawan dan pemerintah.
·
Kreditor berjaminan.
·
Kreditor takberjaminan.
·
Pemegang saham prioritas.
·
Pemegang saham biasa.
Ø
Perincian Laba Ditahan
Bila komponen-komponen tertentu yang
berasal dari transaksi operasi dilaporkan langsung ke laba ditahan, laba
ditahan dapat disajikan dan dirinci atas dasar :
1.
Perincian atas dasar sumber.
2.
Perincian atas dasar tujuan penggunaan.
Ø
Laba Komprehensif
Masalah teoritis dalam hal ini
adalah pos-pos mana saja yang disajikan melalui statement laba rugi dan pos-pos
mana saja yang dilaporkan melalui statement laba ditahan.Dalam hal ini, ada 2
pendekatan yang dapat dianut yaitu :
1.
Laba kinerja sekarang.
2.
Laba semua-termasuk
Bab 12
PENGUNGKAPAN dan SARANA ITERPRETIF
PENGUNGKAPAN
Secara konseptual, pengungkapan
merupakan bagian integral dari pelaporan keuangan. Secara teknis, pengungkapan
merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi yaitu penyajian informasi dalam
bentuk seperangkat penuh statement keuangan.
Fungsi dan Tujuan Pengungkapan
Secara umum, tujuan pengungkapan adalah
menyajikan informasi yang dipandang perlu untuk mencapai tujuan pelaporan
keuangan dan untuk melayani berbagai pihak yang mempunyai kepentingan
berbeda-beda.
Pasar
modal merupakan sarana utama pemenuhan dana dari masyarakat, pengungkapan dapat
diwajibkan untuk :
1.
Tujuan melindungi.
Dilandasi oleh gagasan bahwa
tidak semua pemakai cukup canggih sehingga pemakai yang naïf perlu dilindungi
dengan mengungkapkan informasi yang mereka tidak mungkin memperolehnya atau
tidak mungkin mengolah informasi untuk menangkap substansi ekonomik yang
melandasi suatu pos statement keuangan.
2.
Tujuan informatif.
Dilandasi oleh gagasan bahwa pemakai yang
dituju sudah jelas dengan tingkat kecanggihan tertentu.
3.
Tujuan kebutuhan khusus.
Merupakan gabungan dari tujuan
perlindungan publik dan tujuan informatif.
Keluasan dan Kerincian
Pengungkapan
Hal ini berkaitan dengan masalah
seberapa banyak informasi harus diungkapkan yang disebut dengan tingkat
pengungkapan. Tingkat ini mempunyai implikasi terhadap apa yang harus
diungkapkan.
Kendala Pengungkapan
Berbagai hal menjadi pertimbangan
penyusun standart atau badan pengawas untuk menentukan seberapa banyak informasi
harus diungkapkan. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dipertimbangkan
atau menjadi kendala dalam pengungkapan. Kendala pada umumnya timbul dari kaca
mata perusahaan.
Pengungkapan Wajib dan
Sukarela
Adalah pengungkapan yang dilakukan
perusahaan di luar apa yang diwajibkan oleh standar akuntansi atau peraturan
badan pengawas
Regulasi Pengungkapan
Mempercayakan pengungkapan
sepenuhnya kepada manajemen sama saja dengan menyerahkan penyediaan informasi
kepada pasar. Beberapa argumen mendukung perlunya regulasi dalam penyediaan
informasi.
Alasan
tersebut adalah :
1.
Penyalahgunaan.
2.
Eksternalitas.
3.
Asimetri informasi.
4.
Keengganan manajemen.
Metode Pengungkapan
Metode pengungkapan berkaitan dengan
masalah bagaimana secara teknis informasi disajikan kepada pemakai dalam satu
perangkat statemen keuangan beserta informasi lain yang berpaut.
Informasi
dapat disajikan dalam pelaporan keuangan sebagai antara lain :
1.
Pos statemen keuangan.
Informasi keuangan dapat diungkapkan
melalui statemen keuangan dalam bentuk pos atau elemen statemen keuangan sesuai
dengan standart tentang definisi, pengukuran, penilaian, dan penyajian.
2.
Catatan kaki.
Merupakan metode pengungkapan untuk
informasi yang tidak praktis atau tidak memenuhi kriteria untuk disajikan dalam
bentuk pos atau elemen statemen keuangan.
3.
Penggunaan istilah teknis.
Istilah teknis dan strategik merupakan
bagian dari pengungkapan. Oleh karena itu, istilah yang tepat harus digunakan
secara konsisten untuk nama pos, elemen, judul, atau subjudul.
4.
Penjelasan dalam kurung.
Penjelasan singkat berbentuk tanda kurung
mengikuti suatu pos dapt dijadikan cara untuk mengungkapkan informasi.
5.
Lampiran.
6.
Penjelasan auditor dalam laporan auditor dan komunikasi
manajemen dalam bentuk surat atau pernyataan resmi.
Pengungkapan yang dibahas di
atas adalah pengungkapan oleh manajemen lebih dari apa yang dapat disampaikan
melalui seperangkat penuh statemen keuangan.
SARANA INTERPRETIF
Kos dan Nilai
Dalam kondisiyang normal kos yang
terjadi dapat dianggap menyatakan nilai pasar suatu sumber ekonomik pada saat
dibeli atau diperoleh. Nilai adalah persepsi orang terhadap manfaat atau
utilitas suatu objek yang dinyatakan dalam satuan pengukur. Pada mulanya kos
dan nilai adalah identik.
Argumen Pendukung
Argumen utama pendukung gagasan
tersebut adalah keberpautan keputusan sebagai salah satu kualitas informasi
baik untuk kepentingan manajemen maupun pihak luar.
Argumen Penyanggah
Tujuan utama akuntansi adalah
pengukuran laba periodic dengan menggunakan proses menandingkan kos dan
pendapatan secara sistematik. Penggantian jumlah rupiah tercatat (kos)dan
faktor-faktor jasa dengan taksiran nilai pasar yang berlaku sekarang tidak
dapat didukung atas dasar argument-argument berikut ini :
1.
Keterandalan data.
2.
Saling Kompensasi antarperioda.
3.
Fluktuasi nilai merupakan gejala umum.
4.
Nilai pasar dan posisi keuangan.
5.
Simpulan
Bab 13
AKUNTANSI Untuk PERUBAHAN HARGA
RERANGKA AKUNTANSI POKOK
Telah dibahas di bab sebelum ini bahwa akuntansi harus mempunyai rerangka
akuntansi pokok untuk memproses data dasar. Data dasar harus dipertahankan
keutuhan atau integritasnya untuk merunut dengan seksama riwayat transaksi.
Rerangka akuntansi pokok akan menghasilkan statement keuangan dasar.
Masalah Akuntansi
Sebagai data dasar, dalam kondisi
perubahan harga akuntansi kos hitoris menghadapi tiga masalah fundamental yang
berkaitan dengan :
1.
Masalah penilaian.
Nilai aset individual atau spesifik akan
berubah kalau dibandingkan dengan aset tertentu yang lain meskipun daya beli
uang tidak berubah.
2.
Masalah unit pengukur.
Daya beli uang dapat berubah sehingga unit
moneter sebagi pengukur niali tidak bersifat homogenus lagi kalau dikaitkan
dengan waktu.
3.
Masalah pemertahanan capital
Dalam konsep ini, laba adalah kenaikan
kapital dalam suatu periode yang dapat di distribusi atau dinikmati setelah
kapital awal dipertahankan.
Pos-pos Moneter dan Nonmoneter
Pos-pos
moneter
Terdiri atas :
1.
Aset moneter.
Adalah klaim untuk menerima kas di masa mendatang dengan
jumlah dan saat yang pasti tanpa mengaitkannya dengan harga masa datang barang
dan jasa tertentu.
2.
Kewajiban moneter.
Adalah keharusan untuk
membayar hutang di masa mendatang dengan jumlah dan saat pembayaran yang sudah
pasti.
Pos-pos
nonmoneter
Terdiri atas :
1.
Aset nonmoneter
Adalah aset yang
mengandung jumlah rupiah yang menunjukkan nilai dan nilai tersebut berubah-ubah
dengan berjalannya waktu atau aset yang merupakan klaim untuk menerima potensi
jasa atau manfaat fisis tanpa memperhatikan perubahan daya beli.
2.
Kewajiban nonmoneter
Adalah keharusan untuk
menyerahkan barang dan jasa atau potensi jasa lainnya dengan kuantitas tertentu
tanpa memperhatikan daya beli atau perubahan nilai barang atau potensi jasa
tersebut pada saat diserahkan.
Perubahan Harga
Adalah perbedaan jumlah rupiah untuk
memperoleh barang atau jasa yang sama pada waktu yang berbeda dalam pasar yang
sama (masukan dan keluaran).
Ditinjau
dari karakteristik perubahan harga barang dan jasa, ada 3 jenis perubahan harga
yaitu :
1.
Perubahan harga umum.
·
Inflasi dan daya beli uang.
·
Implikasi akuntansi.
·
Interpretasi untung/rugi daya beli.
2.
Perubahan harga spesifik.
·
Implikasi akuntansi.
·
Interpretasi untung/rugi penahanan.
3.
Perubahan harga relatif.
Tiga model akuntansi perubahan harga
yang utama yaitu :
·
Akuntansi daya beli konstan.
Tujuannya adalah mempertahankan capital atas dasar daya beli.
Dengan daya beli sebagai basis pengukuran, diharapkan perusahaan mampu
mempertahankan sumber ekonomiknya untuk membeli barang dan jasa dan berlangsung
terus dalam suatu kondisi perekonomian tertentu.
·
Akuntansi kos sekarang
Tujuannya adalah mengukur laba
suatu periode dengan mempertahankan capital semula. Dalam kaitannya dengan
akuntansi kos sekarang dalam arti luas adalah kos pengganti (masukan), nilai
jual sekarang (keluaran), dan nilai terealisasi harapan (keluaran).
·
Akuntansi hibrida
Bila kos sekarang menggunakan
kos pengganti sebagai basis penilaian hibrida ini disebut akuntansi kos
sekarang/daya beli konsta. Untuk selanjutnya istilah kos sekarang diartikan
secara sempit sebagai kos pengganti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar